Rabu, 25 September 2024

Cerita Pengalaman Perpanjangan SIM Online Melalui Aplikasi Digital Korlantas Polri

Tidak terasa cerita saya tentang perpanjangan SIM di Polresta Yogyakarta ini sudah lima tahun usianya. Kali ini saya akhirnya berkesempatan lagi untuk membagikan cerita pengalaman memperpanjang SIM secara online melalui aplikasi Digital Korlantas Polri. Mari menyimak!

Per tanggal 10 bulan Oktober 2024 nanti, masa berlaku SIM C saya habis. Kali terakhir memperpanjang SIM lima tahun lalu saya sedang berdomisili di Provinsi DIY. Ternyata kali ini saya kembali memperpanjang SIM bukan di kota asal saya karena saat ini sedang berdomisili di Provinsi Sumsel. Sempat bimbang apakah kali ini saya harus pulang ke kota asal dulu untuk mengurus proses perpanjangan SIM ini karena toh jarak antara Sumsel dan Lampung bisa ditempuh hanya dengan ongkos Rp. 32.000 saja via kereta api hehe. Tapi setelah saya pikir lagi, untuk pulang ke kota asal hanya mengurus perpanjangan SIM sepertinya akan banyak waktu dan energi yang dikeluarkan, terutama soal pekerjaan. Jadi, akhirnya saya memutuskan untuk mencari informasi tentang proses perpanjangan SIM secara online dan akhirnya berhasil mendapatkan informasi tentang aplikasi Digital Korlantas Polri.

Sabtu, 06 Mei 2023

Cerita tentang Huruf 'A'

Gambar hanya sebagai pelengkap 😂

Tangan ini sebenarnya udah gatel banget mau nulis sesuatu di sini. Cuma baru kepikiran sekarang tentang apa yang mau ditulis haha. Jadi kali ini gue mau cerita tentang cerita cinta-cintaan, asikkkk wkwkwkwk.

Percaya ga percaya di umur gue yang udah bukan abege lagi ini, kalau bicara soal cinta-cintaan mungkin bisa kali disamain sama anak abege beneran. 😢 Secupu itu gue untuk urusan cinta-cintaan ini. Teman-teman yang udah kenal gue lama pasti bakal mengiyakan ini sih hehe. 

Kecupuan gue soal urusan cinta-cintaan ini didukung juga dengan kurangnya pengalaman gue dalam mengalami pengalaman-pengalaman soal cinta-cintaan itu. Sampai-sampai kalau ada lowongan kerja yang salah satu syaratnya ada soal pengalaman cinta-cintaan, fix dari seleksi berkas aja gue kayanya ga bakal lolos hahaha.

Selasa, 06 September 2022

Cerita Saya dan Jogja: Bagian 2

Awalnya tidak pernah kepikiran bakal bikin Cerita Saya dan Jogja ini jadi dua bagian. Tapi setelah apa yang terjadi minggu lalu, jadi ingat satu kalimat yang saya tulis di Cerita Saya dan Jogja. Ini kalimatnya, "Sayangnya Jogja tidak membawakan jodoh kepada saya". 

Mungkin Jogja tidak membawakan jodoh kepada saya, tapi minggu lalu Jogja membawa saya kepada perjumpaan "aneh" dengan seorang stranger. Kok gitu?

Pernah tidak kalian bertemu dengan orang asing lalu secara tidak sengaja dan tidak diduga merasa seperti sudah kenal dengan orang itu? Saking seperti merasa sudah kenal, obrolan apapun yang dibuat rasanya seperti mengalir begitu saja. Aneh ya? Setidaknya ini menurut saya pribadi, sih. Dan minggu lalu, kejadian "aneh" itu terjadi kepada saya.

Senin, 06 Juni 2022

Cerita Saya dan Jogja

"Jogja terbuat dari rindu, pulang, dan angkringan", ini bukan kata saya, tapi kata sajak Joko Pinurbo. Kalau versi saya, Jogja terbuat dari ronde, Karen Chicken, dan mie ayam. Haha bukan, bukan. Kali ini serius, Jogja versi saya terbuat dari kenangan, kenangan, dan kenangan. Asikkk. 😁

Ya bagaimana tidak? Tujuh tahun sendiri saya habiskan di Jogja. Isine yo mung kenangan tok hehehe.

Kalau saya tarik lagi delapan tahun ke belakang, sama sekali tidak pernah terpikir akan menghabiskan tahun-tahun perantauan saya di satu-satunya provinsi yang dipimpin oleh raja ini. Dulu, ada remaja 17 tahun yang ambis sekali mau merantau di Malang. Ambisinya merantau ke kota asalnya Arema ini sudah dipupuk dari masih di SMP. Tidak lain tidak bukan ya supaya bisa liat Arema tanding dari kandangnya langsung. Remaja itu adalah saya. Ceritanya dulu pernah jadi Aremanita, Arek Ongisnade. ✌

Kamis, 13 Januari 2022

Mengakhiri 2021, Menyambut 2022 dengan "Our Beloved Summer"

Gue mengakhiri 2021 dan menyambut 2022 dengan menonton salah satu K-drama ongoing yang saat ini lagi booming dibicarakan di mana-mana. Bukan hanya ramai diperbincangkan di negara asalnya sana (Korea Selatan), tapi di Indonesia juga. That's, Our Beloved Summer. Siapa yang sudah ter-Ung-Ung setelah menonton drama ini? Let's join the club! Wkwkwk.

Sumber:@sbsdrama.official ig's update

Buat yang mengikuti drama ini pasti sudah gak asing lagi dengan nama karakter utama laki-lakinya. Betul, dialah Choi Ung yang diperankan oleh aktor Choi Wooshik. Siapa sangka karakter Choi Ung dalam Our Beloved Summer akan mendapatkan begitu banyak cinta dari para penikmat dramanya (termasuk gue juga 😄)? Gue percaya, ini adalah karena kekuatan dari karakter Choi Ung sendiri yang diciptakan secara ajaib oleh penulis Our Beloved Summer (selanjutnya kita sebut OBS aja ya).

Apa yang membuat drama ini jadi populer di antara penikmat K-drama? Gue secara pribadi sebagai penikmat K-drama akan mencoba menjawab.

Kamis, 15 Juli 2021

Cerita Perburuan Vaksin Anak Rantau Jogja

Sudah vaksin belum??

Ada yang sudah vaksin covid-19? Atau masih berjuang buat mendapatkan vaksin covid-19? Bersyukurlah buat kalian yang sudah mendapat vaksin covid-19, baik baru dosis pertama saja atau sudah sampai dosis kedua karena di luar sana masih banyak yang belum punya kesempatan untuk mendapatkan vaksin covid-19. Jadi kalau kalian sekarang tinggal di daerah yang akses untuk mendapat vaksin covid-19 lumayan mudah, jangan ragu-ragu lagi buat ikut vaksinasi. Benar-benar privilage, tau nggak?

Sampai saat ini, kurang lebih sudah 7 tahun gue berdomisili di Provinsi DIY (enaknya disebut Jogja saja ya).  Di Jogja yang menurut gue akses kesehatannya termasuk mudah saja, gue masih kesulitan banget buat mendapat vaksin covid-19. Ini cerita pengalaman gue berburu vaksin covid-19 di Jogja..

Kamis, 17 Juni 2021

Cerita Pengalaman Menjadi Kurus

Ini cerita pengalaman gue menjadi kurus. Hehehe...

Semua ini bermula ketika gue mendapati berat badan berada di angka 63++ kg bulan November 2020 lalu. Gue lupa berapa angka pastinya, yang jelas sudah sangat mendekati angka 64. Bisalah kalau mau dibulatkan menjadi 64 kg. Pertama kali melihat angka-angka itu di timbangan, gue benar-benar shock. Gimana nggak? Ini adalah berat badan terberat selama 24 tahun hidup gue. Rasanya kenyataan benar-benar menampar gue saat itu. Akhirnya dengan modal tertampar kenyataan dan niat yang sudah sangat bulat, gue memutuskan untuk memulai program diet.

Program diet yang gue jalani adalah program diet ala kadarnya, bukan program diet dari dokter atau ahli gizi. Saat itu gue meyakini diri sendiri untuk bisa mengurangi berat badan dengan cara yang paling nyaman buat gue. Nyaman, artinya diet yang gue lakukan ini jangan sampai menyusahkan atau malah menyiksa diri gue sendiri.

Lalu, apa yang gue lakukan?