Kamis, 15 Juli 2021

Cerita Perburuan Vaksin Anak Rantau Jogja

Sudah vaksin belum??

Ada yang sudah vaksin covid-19? Atau masih berjuang buat mendapatkan vaksin covid-19? Bersyukurlah buat kalian yang sudah mendapat vaksin covid-19, baik baru dosis pertama saja atau sudah sampai dosis kedua karena di luar sana masih banyak yang belum punya kesempatan untuk mendapatkan vaksin covid-19. Jadi kalau kalian sekarang tinggal di daerah yang akses untuk mendapat vaksin covid-19 lumayan mudah, jangan ragu-ragu lagi buat ikut vaksinasi. Benar-benar privilage, tau nggak?

Sampai saat ini, kurang lebih sudah 7 tahun gue berdomisili di Provinsi DIY (enaknya disebut Jogja saja ya).  Di Jogja yang menurut gue akses kesehatannya termasuk mudah saja, gue masih kesulitan banget buat mendapat vaksin covid-19. Ini cerita pengalaman gue berburu vaksin covid-19 di Jogja..

Sekitar akhir bulan Juni gue sudah mulai cari-cari info soal vaksinasi di Jogja, tapi belum begitu intens cuma sekedar cari informasi saja. Sekitar seminggu yang lalu, gue baru mulai intens mencari info vaksinasi covid-19 di Jogja. Sebenarnya fasilitas kesehatan yang menyelenggarakan vaksinasi covid-19 di Jogja lumayan banyak dan informasinya bisa kita akses dengan mudah hampir di semua media sosial. Tinggal kita saja yang harus rajin untuk update informasi seputar vaksinasi dari media sosial apa pun yang kita punya.

Gue juga gitu, seminggu yang lalu gue mulai cari info vaksinasi covid-19 untuk masyarakat dengan KTP luar Jogja karena kebanyakan tempat vaksinasi memang masih mengutamakan masyarakat asal Jogja. Dari info yang gue dapat, vaksin yang bisa diakses oleh masyarakat non-Jogja adalah vaksinasi yang dilaksanakan oleh TNI/Polri. Jadi lah waktu itu gue sempat daftar vaksin di klinik milik Polres Sleman. Proses daftarnya sebenarnya lumayan mudah. Kita cukup daftar dari link yang sudah disediakan Pemda Kabupaten Sleman ini https://daftarvaksin.slemankab.go.id/ setelah terdaftar, kita bisa datang ke tempat vaksinasi dengan menunjukkan KTP dan bukti tangkapan layar sudah terdaftar dari link tadi.

Seperti ini contohnya..

Kelihatannya mudah ya? Hahahahaha awalnya gue pikir juga begitu. Tapi, yang namanya realita memang tidak seindah ekspektasi. Besoknya, dengan percaya diri gue berangkat pagi-pagi. Sekitar jam 6.45 gue sampai di lokasi. Masih dengan santai gue bersama teman (sebut saja dia Mawar) jalan dari parkiran menuju tempat vaksinasi. Gue melihat beberapa orang seperti lagi mengantre. Gue dekati salah satunya bermaksud untuk mencari informasi, ternyata kuotanya sudah penuh (fyi, kuota per hari di sana 100 orang). Gue kaget, merasa sia-sia sudah berangkat pagi-pagi. Gue lebih kaget. Ternyata, sudah banyak yang datang ke lokasi dari sehabis subuh.

Waktu itu gue langsung mikir, "Wah, nggak bisa nih kalau begini ceritanya. Besok gue juga bakal berangkat habis subuh buat antre!". Belum sempat tertunaikan rencana gue dan Mawar untuk berangkat sehabis subuh, kami malah dapat info terbaru kalau klinik Polres Sleman sudah menutup sementara vaksinasi karena kuota vaksin sudah penuh sampai tanggal 19 Juli 2021. Pupus sudah~~

Bentar, gue masih belum menyerah kok. Gue dan Mawar terus cari-cari info terbaru tentang vaksinasi bagi masyarakat non-Jogja. Sampai kami dapat informasi tentang vaksinasi di Puskesmas Kasihan II yang juga menerima masyarakat non-Jogja dengan syarat memiliki surat domisili. Besoknya gue dan Mawar langsung mengurus surat domisili. Hikmah dari mengurus surat domisili, gue jadi tau di mana rumah Pak Dukuh wkwkwk.

Setelah dapat surat domisili, gue dan Mawar langsung ke Puskesmas Kasihan II. Sampai di sana kami dapat informasi baru lagi, ternyata Puskesmas Kasihan II tidak melayani vaksinasi masyarakat domisili Desa Tamantirto (domisili gue dan Mawar). Kami disarankan untuk ke Puskesmas Kasihan I karena Desa Tamantirto berada di cakupan wilayah Puskesmas Kasihan I. Oke, gue bersama Mawar masih berusaha positif. Kami langsung menuju Puskesmas Kasihan I dan sampai di sana ternyata nihil juga. Vaksinasi di Puskesmas Kasihan I tidak melayani untuk sementara karena kehabisan stok vaksin. Perburuan vaksin gue dan Mawar dipaksa mentok hari itu.

Gue dan Mawar pulang dengan hampa. Kami nyaris menyerah, tapi untungnya nggak jadi haha. Jumat sore tanggal 8 Juli 2021, Mawar dapat informasi vaksinasi di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta dari Instagram. Vaksinasi dilakukan untuk tanggal 12 Juli 2021 dengan kuota harian 350 orang (300 untuk KTP DIY dan 50 untuk KTP non-DIY). Tertulis di informasi pengambilan nomor antrean dimulai pada tanggal 9 Juli 2021 pukul 5 pagi. Secercah harapan buat kami akhirnya muncul.

Besoknya hari Sabtu tanggal 9 Juli 2021, dengan penuh harap gue dan Mawar berangkat ke lokasi pengambilan nomor antrean vaksin RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta sehabis subuh. Sampai di sana kami kembali kecewa, kuota untuk KTP non-DIY sudah habis. Dari informasi yang kami dapatkan di sana, ternyata banyak yang sudah datang untuk mengantre dari jam 2/3 dini hari. Oke, gue bersama Mawar pun akhirnya memantapkan diri untuk datang kesana lagi sekitar jam itu juga.

Senin dini hari jam 2.50, gue bersama Mawar berangkat dari kosan. Kami sampai di lokasi sekitar jam 3.05 dan kembali mendapatkan hasil nihil. Kuota KTP non-DIY sudah HABIS!!! Kami dengar informasi lagi kalau yang KTP non-DIY biasanya sudah mulai datang ke lokasi sejak jam 11 malam. Astaghfirullah. Astaghfirullah. Astaghfirullah. Gue cuma bisa istighfar saja..

Oke kalau begini ceritanya, ikuti saja alur mainnya. Gue coba meyakinkan Mawar. Gue bersama Mawar sudah berencana dengan matang untuk kembali ke lokasi Senin jam 11 malam. Pokoknya kali ini harus berhasil! Gue kembali meyakinkan Mawar.

Senin malam jam 22.00, gue dan Mawar sudah siap berangkat dari kosan. Sekitar jam 22.20 kami sampai di lokasi. Seperti yang sudah gue duga, saat itu di lokasi pun sudah banyak orang yang datang dan menunggu. Gue dan Mawar benar-benar dibuat ternganga. Pantas saja dua kali kami datang kesini selalu kehabisan, orang-orang ini sudah datang dari jam segini ckckckck. 

Kami mulai menunggu, tapi lama-lama orang yang datang jadi makin banyak. Gue dan Mawar mulai gelisah. Sebenarnya kami ngeri juga karena jadi ada kerumunan begini. Nggak lama kemudian ada satpam yang datang dan mulai membubarkan kerumunan. Satpam meminta orang-orang yang sudah datang untuk bubar dan kembali lagi jam 5 pagi supaya tidak ada yang berkerumun seperti ini. Gue dan Mawar saling menatap. Dalam hati membatin, kenapa nggak bejo sekali sih, kemarin datang jam 3 dini hari sudah nggak kebagian, sekarang datang jam 11 malam belum sempat apa-apa malah sudah dibubarkan oleh satpam. Mau nangis, mau ketawa juga. :'')

Akhirnya gue dan Mawar memutuskan untuk meninggalkan lokasi dulu untuk sementara, kami juga merasa gak nyaman sekali karena ada kerumunan begitu. Gue bilang ke Mawar, sudah sampai di sini pokoknya jangan pulang sebelum dapat nomor antrean. Entah mau keliling sambil naik motor atau nunggu di mana, yang penting jangan pulang lagi ke kosan. Karena kalau pulang dan nanti baru kembali lagi ke lokasi, gue yakin 100% nggak akan kebagian lagi.

Gue bersama Mawar sudah satu kali putaran melewati sepanjang jalan Bayangkara ke jalan Jogonegaran, belok ke Pasar Kembang ke jalan Jlagran Lor, belok lagi ke jalan Letjen Suprapto sampai ke Hotel Cavinton, belok ke jalan KH Ahmad Dahlan dan sampai lagi ke lokasi pengambilan nomor antrean di Jalan Bayangkara. Melewati lokasi, kami masih melihat beberapa orang tidak bubar dan masih menunggu di sana. Gue cuma bisa hela nafas. Masuk ke putaran kedua, tiba-tiba muncul ide liar di kepala gue. Gue bilang ke Mawar, gimana kalau menginap di hotel sebelah lokasi pengambilan nomor antrean saja. Mawar langsung menyambut sukacita ide liar gue dan mulai mencari info harga bermalam di hotel itu. Jadi lah, setelah putaran kedua gue dan Mawar akhirnya check in di hotel itu. Hahahaha. (Fyi, harga hotelnya 100 ribu Rupiah dan kami bisa check out sampai jam 9 pagi).

Nggak sekali pun gue membayangkan bakal nge-room dengan si Mawar hahahaha

Setelah check in, gue dan Mawar istirahat dulu. Waktu itu sudah sekitar jam 23.15. Gue mengatur alarm jam 2 pagi, untuk mengecek antrean. Belum alarm gue sempat bunyi, sekitar jam 1.30 di depan kamar ada yang mengetuk pintu. Rupanya Mas Resepsionis yang membangunkan kami dan memberitahu kalau sudah mulai banyak orang datang untuk mengantre. Melihat Mawar masih terkantuk kantuk, gue keluar sendiri dengan membawa KTP kami. Gue keluar dan benar saja orang-orang sudah banyak. Gue mengintip sebentar ke sebelah melihat apakah gerbang sudah di buka, ternyata belum. Gue kembali ke depan hotel dan duduk di kursi yang ada di depan hotel. Enak juga batin gue bisa nunggu sambil duduk dan nggak berkumpul dengan banyak orang seperti itu. Hahahaha.

Lumayan bisa nunggu sambil duduk-duduk dan nggak berkerumun wkwkwk

Sekitar jam 2.30 di gerbang sudah mulai ada petugas. Orang-orang mulai berkumpul di depan gerbang untuk menyerahkan KTP kepada petugas. Gue diam-diam melipir dari samping menuju depan gerbang sayangnya gue masih ketutupan tembok. Ada Mbak-Mbak di depan gue yang aksesnya pas di gerbang dan nggak terhalang tembok, gue minta tolong beliau untuk menyerahkan KTP gue dan Mawar sekalian ke petugas dan alhamdulillah Mbaknya mau. Terima kasih sekali gue sama beliau, semoga Allah yang membalas. Akhirnya KTP gue dan Mawar sudah diserahkan kepada petugas.

Gue kembali ke kamar hotel untuk mengabarkan kepada Mawar kalau KTP kami sudah diserahkan kepada Petugas dan semoga saja masih kebagian untuk kuota non-DIY. Setelahnya gue kembali istirahat sambil menunggu petugas membagikan nomor antrean. Jam 4.30 alarm gue bunyi. Gue bangun dan siap-siap untuk melihat situasi di lokasi pengambilan nomor antrean. Ternyata sudah banyak orang yang pulang dengan membawa nomor antrean. Gue deg-degan setengah mati. Apakah setelah melewati semua ini gue dan Mawar masih kebagian kuota untuk non-DIY atau nggak? Gue mendekat ke gerbang dan bertanya kepada petugas. Petugas bertanya, KTP atas nama siapa? Gue menyebutkan nama gue dan Mawar, petugas mengembalikan KTP kami dan memberi kami nomor antrean. Seketika gue rasa mau sujud syukur, alhamdulillah ya Allah. Gue kembali ke kamar hotel dengan senyum mengembang di pipi. Mawar di kamar nggak kalah gelisah menunggu kabar dari gue. Setelah gue tunjukkan nomor antrean kepada Mawar, senyum nggak kalah menggembang juga di pipinya. Alhamdulillah perjuangan kami sepanjang malam ini nggak sia-sia. :)))))

Hampir nangis gue waktu dapat ini. Hidup perjuangan! :'))

Oh iya, jadi pendaftaran vaksinasi di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta ini sistemnya adalah mengambil nomor antrean terlebih dahulu dengan mengumpulkan KTP kepada petugas, baru nanti petugas akan mengembalikan KTP beserta nomor antrean itu (seperti yang gue dan Mawar lakukan ini). Setelah mendapat nomor antrean, maka vaksinasi dilakukan di hari besoknya. Untuk masyarakat KTP non-DIY, ketika hari vaksin selain membawa KTP juga wajib membawa surat domisili. Kalau tidak membawa, maka petugas akan meminta untuk mengurus surat domisili terlebih dahulu. Jadi, saran gue persiapkan dulu saja surat domisilinya sebelum datang untuk vaksin.

Daftar dulu dari link pedulilindungi

Rabu 14 Juli 2021, hari vaksinasi. Gue bersama Mawar sudah siap berangkat jam 7 pagi. Kami sampai di lokasi sekitar jam 7.20. Sampai di sana kami menunggu di kursi yang sudah disediakan dan menunggu sampai antrean kami dipanggil. Setelah antrean dipanggil, nomor antrean diserahkan kepada petugas dan kami dipersilakan untuk menunggu di dalam tenda screening. Setelah sampai kepada antrean screening, petugas meminta kami menunjukkan KTP dan surat domisili bagi masyarakat non-DIY. Oh iya, kami juga ditanya apakah sudah mendaftar vaksinasi di link pedulilindungi dan diminta untuk menunjukkan bukti telah terdaftar di sana. Jadi, jangan lupa kalian juga harus mendaftar vaksinasi di link itu dulu ya sebelumnya. Setelah itu petugas akan menanyakan hal-hal seperti apakah hari ini dalam keadaan fit? Apakah ada penyakit bawaan? Dan pertanyaan-pertanyaan mendasar lainnya. Setelah dinyatakan lolos screening, petugas mengembalikan KTP kami dan mengarahkan kami ke tenda vaksinasi. Menunggu sampai dipanggil petugas vaksin. Lalu vaksinasi dilakukan. Setelah itu, petugas akan memberikan kartu imunisasi dan memberikan informasi terkait jadwal vaksin dosis kedua yang sudah tertera di kartu imunisasi tersebut.

Kartu Imunisasi Covid-19

Selesai sudah rangkaian vaksinasi gue dan Mawar di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Selesai juga cerita perburuan vaksin gue dan Mawar selama seminggu yang cukup melelahkan ini hehehehe.

Semoga cerita ini bisa membantu memberikan informasi tentang vaksinasi bagi masyarakat non-DIY dan juga memberikan semangat untuk teman-teman yang masih berjuang mendapatkan vaksin covid-19. Ayo vaksin! 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar