Sebagai pembuka tulisan kali ini izinkan gue mengucap, Selamat Idul Fitri 1441 H bagi kawan-kawan Muslim semua. Semoga puasa dan amalan kita selama Ramadan lalu diterima Allah ya. Aamiin~
Cerita ini gue persembahkaan untuk kawan-kawan sesama yang merayakan Hari Raya Idul Fitri di rantau tanpa bisa berkumpul dengan keluarga :')
Mungkin semuanya sepakat kalau tahun 2020 ini menjadi tahun yang cukup mengguncangkan bagi kita semua. Di awal tahun kita sudah dihadapi dengan bencana banjir yang terjadi di beberapa daerah. Kemudian hanya dalam dua bulan, kita kembali di hadapkan dengan wabah covid 19. Kurang lebih sudah tiga bulan kita menghadapi masa pandemi ini. Segala sesuatunya menjadi tidak terkendali. Semuanya menjadi berada di luar jalur yang seharusnya sudah ditentukan. Tak terkecuali dengan Ramadan tahun ini.
Ramadan kali ini menjadi sebuah ujian yang sesungguhnya bagi seluruh umat muslim di dunia. Kita dihadapkan dengan kenyataan harus menjalankan Ramadan di tengah-tengah masa pandemi yang tentunya tidak mudah bagi siapa pun. Gue pun mengalami dan merasakannya. Pengalaman Ramadan kali ini benar-benar jadi pengalaman yang sama sekali gak pernah gue bayangkan. Menghabiskan sebulan penuh Ramadan di rantau dan merayakan Idul Fitri sendiri tanpa keluarga, sama sekali belum pernah ada dalam bayangan gue. Semua jadi pengalaman pertama bagi gue dan benar-benar bakal membekas di hati.
Situasi di tengah-tengah pandemi ini memaksa gue untuk merasakan, melakukan, dan menikmati Ramadan dalam kesendirian. Euforia Ramadan yang biasanya gue rasakan walaupun hanya di rantau, tahun ini sama sekali tidak terasa. Kegiatan buka puasa, salat tarawih, sampai sahur gue lakukan sendiri atau dengan satu orang teman kos yang masih tersisa. Tidak ada buka bersama teman-teman, salat terawih jamaah di masjid, atau mencari makan bersama di waktu sahur.
Mendekati akhir Ramadan, perasaan gue semakin campur aduk. Ada perasaan antusias juga sedih membayangkan akan menggenapkan puasa Ramadan dan merayakan Idul Fitri sendiri tanpa keluarga untuk pertama kalinya. Antusias karena rasanya seperti benar-benar menjadi anak rantau yang beda level wkwk. Sedih pastinya karena untuk pertama kali tidak bisa berkumpul bersama keluarga di momen yang seharusnya menjadi kesempatan untuk menghabiskan waktu bersama dengan orang-orang yang kita sayang.
Pagi ini pun ketika melaksanakan salat id sendirian, gue merasakan perasaan yang baru pertama kalinya gue rasakan. Bagaimana ya menjelaskannya? Seperti ada sesuatu yang aneh dan janggal. Ketika gue mengucap lafaz takbir sebelum salat tadi pagi, tiba-tiba aja gue menangis. Emosi gue yang campur aduk tadi mungkin sudah mencapai puncak dan akhirnya tumpah dalam tangisan.
Lepas dari semua yang gue alami selama Ramadan di tengah tengah pandemi ini, gue mencoba tetap mengambil hikmahnya. Apa hikmah yang gue dapat? Gue merasa Ramadan kali ini gue mencoba benar-benar fokus untuk meningkatkan ibadah. Gue jadi lebih fokus dalam ibadah-ibadah yang gue jalani selama Ramadan, baik itu puasa, salat, atau tilawah quran. Dan alhamdulillah karena itu semua tahun ini gue bisa menghatamkan Quran dua kali. Sebuah keinginan yang selalu gue targetkan di Ramadan Ramadan sebelumnya, namun belum pernah gue capai. Akhirnya bisa tercapai di tahun ini, walaupun di tengah-tengah Ramadan dengan segala ujiannya yang tidak mudah. :))
Terakhir, semoga kita masih dipertemukan dengan Ramadan tahun depan dengan situasi dan keadaan yang lebih baik. Pastinya ini menjadi harapan kita semua saat ini, semoga segala sesuatunya segera membaik. Tetap semangat untuk bertahan dan menghadapi masa pandemi ini. Jangan lupa tetap jaga kesehatan, selalu gunakan masker ketika bepergian, batasi kegiatan sosial dan sentuhan fisik. Mari kita sehat-sehat, guys!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar