Minggu, 24 Maret 2019

Belajar dari Hormones The Series: The Stories


Sudah baca cerita sebelumnya? Baca dulu, gih! Baru kesini wkwkwk..

Peringatan! Beberapa konten berisi informasi untuk usia 15 tahun ke atas, mohon kebijaksanaan pembaca.

Seperti yang gue bilang di post pertama, di post kedua ini gue akan mulai membahas kisah-kisah mereka. Tapi, sebelumnya ada yang lupa gue sampaikan. Sebenarnya selain pemain-pemain HTS musim ketiga yang sudah gue kenalkan itu, masih ada beberapa pemain lain. Peran mereka hanya sebagai karakter pembantu sih, tapi kehadiran mereka juga masih berkaitan dengan beberapa kisah dari para remaja yang sudah gue kenalkan sebelumnya. Jadi, gue akan ikut mengenalkan mereka kepada kalian. Ini dia..

Chanon Santinatornkul sebagai Net
Net di HTS musim ketiga diceritakan sebagai siswa kelas 6 yang juga anggota klub lari sekolah. Di HTS musim ketiga, Net akan  berperan sebagai pacar Koi. Sebenarnya Net benar-benar tulus menyukai Koi, tapi ternyata Koi lebih memilih Dao. Akhirnya membuat Net merelakan Koi, walaupun dalam hati masih menyayangi Koi. Padahal gue suka sekali lihat mereka berdua bareng. :((

Thanabordee Jaiyen sebagai Ter

Ter diceritakan sebagai teman SMP Boss. di HTS musim ketiga, Ter juga satu kelas dengan Boss, Non, First, Pala, dan dia berteman dengan semuanya. Di balik wajahnya yang lumayan tampan, ternyata Ter penyuka sesama jenis. Dan yang disukai Ter adalah, Non.

Pavadee Komchokpaisan sebagai Jelly

Jelly diceritakan sebagai saingan Non pada saat pemilihan calon Ketua Osis. Karakter Jelly dikenalkan sebagai siswi yang egois dan akan melakukan apa pun untuk mencapai tujuannya.


Poster Hormones The Series Season 1

Oke, sekarang kita kembali ke HTS musim pertama dan kedua. Gue akan menggabungkan kisah dari musim pertama dan kedua karena sebagian besar pemainnya masih sama. Kemudian untuk beberapa karakter yang muncul dari musim kedua, gue juga akan menggabungkan kisah mereka dari musim kedua dan ketiga. Ya, jadi kira-kira gue akan menceritakan kisah masing-masing karakter di setiap musimnya lah, seperti itu. Kira-kira apa aja yang terjadi di musim pertama dan kedua?


Poster Hormones The Series Season 2

-WIN-
Gue akan mulai dari kisah karakter Win. Seperti yang gue bilang di deskripsi karakter, Win diceritakan sebagai siswa yang cerdas. Win bersama sahabatnya Mhog berada di kelas 5/1 jurusan IPA. Win selalu punya pertanyaan-pertanyaan kritis tentang aturan dan kebiasan yang ada di sekolah yang bahkan gue dulu sebagai siswa aja gak kepikiran dengan pertanyaan seperti itu. Hari pertama masuk sekolah, Pak Niphon yang sepertinya guru BP sekolah masuk ke kelas Win untuk memeriksa rambut para siswa. Salah satu siswa ada yang rambutnya dipotong sebagian oleh Pak Niphon karena melebihi batas potongan rambut yang seharusnya. Pak Niphon menegaskan bahwa semua siswa harus menaati aturan tentang potongan rambut di sekolah karena aturan itu sudah dilakukan turun-temurun. Win gak setuju dengan kata-kata Pak Niphon kemudian Win mempertanyakan apa sebenarnya kegunaan potong rambut. Pak Niphon gak mau bertele-tele dan hanya menjawab kalau itu sudah jadi tradisi di sekolah mereka. Win masih gak puas dengan jawaban Pak Niphon dan kembali bertanya, kalau memang tradisi, apakah orang yang membuat tradisi juga memberi alasan kegunaan dari potong rambut itu.

Hahahaha sampai di sini gue cukup menikmati kejutan-kejutan yang diberikan karakter Win, setelah menonton ini pun gue jadi ikut mikir. Betul juga ya, apa coba gunanya potong rambut? Gak mungkin juga kan kalau gak potong rambut siswa-siswa semua jadi bodoh dan malas belajar, konyol itu namanya wkwkwk. Dari sini aja kita bisa belajar jadi siswa yang lebih kritis.

Lain waktu, Win juga pernah mempertanyakan soal mengapa siswa harus pakai seragam? Masih dengan Pak Niphon yang jadi teman adu debatnya. Belum mendapat jawaban yang menjawab pertanyaanya itu, besoknya Win datang ke sekolah gak menggunakan seragam alias pakai baju bebas. Hahahaha gokil abis sih ini, satu sekolah jadi gempar gara-gara kelakuan Win. Gak perlu lama-lama, setelah upacara sekolah Win langsung dipanggil ke ruangan BP. Betul, di sana Win ketemu dengan Pak Niphon lagi pastinya wkwkwk. Pak Niphon marah besar atas kelakuan Win. Win masih dengan santai meminta jawaban atas pertanyaan itu. Bahkan ada guru lain yang ikut menjawab pertanyaan Win, tapi menurut Win semua yang disampaikan guru-gurunya itu masih belum menjawab pertanyaanya.

Belum selesai sampai di sini. Besoknya Win masih datang ke sekolah tanpa seragam dan ternyata diikuti hampir oleh semua siswa, entah mereka akhirnya juga satu pemikiran dengan Win atau hanya sekedar ikut-ikutan saja. Yang jelas karena kejadian itu, semua siswa yang gak pakai seragam dikumpulkan jadi satu di aula. Win masih tetap menyuarakan pendapatnya dan meminta jawaban dari pertanyaannya. Beberapa siswa bahkan ikut menyuarakan pendapatnya juga. Sampai akhirnya ada satu guru yang memberikan penjelasan cemerlang. Dialah Bu Aor.

Adegan fenomenal ketika hampir satu sekolah gak pakai seragam wkwkwk

Bu Aor menjelaskan dengan memberi suatu analogi tentang Polisi yang memakai seragam. Bu Aor bertanya kepada para siswa, siapa yang pertama dipikirkan mereka ketika tas mereka diambil pencuri. Semua siswa sepakat menjawab polisi. Bu Aor kembali menjelaskan, bagaimana para siswa tau yang mana polisi dari sekian banyak orang kalau bukan dari seragam polisi. Semua karir memiliki tugas dan tanggung jawab masing-masing dan dengan menggunakan seragam dapat menjelaskan apa tugas mereka dan apa yang seharusnya dilakukan serta tidak dilakukan. Polisi bertugas menjaga keselamatan masyarakat dan polisi yang berseragam akan ingat bahwa dia tidak seharusnya diam dan membiarkan pencuri kabur.

Alasan mengapa para siswa memakai seragam adalah untuk mengingatkan bahwa mereka pelajar dan tugas mereka adalah belajar. Jadi selagi masih memakai seragam, itu akan mengingatkan para siswa agar melakukan yang terbaik untuk pendidikan mereka. Ketika para siswa selesai belajar, maka mereka tidak harus lagi memakai seragam. Bu Aor juga menjelaskan bahwa biar pun negara maju seperti Amerika tidak mewajibkan para siswanya memakai seragam di sekolah, tapi ada negara maju lainnya yang mewajibkan para siswa memakai seragam, yaitu Jepang. Intinya segala sesuatu pasti ada alasan masing-masing termasuk mereka yang memilih untuk gak memakai seragam di hari itu. Tapi yang perlu diingat, mereka semua saat ini berada di sekolah yang memiliki peraturan, peraturan bagi para siswa sebagai pelajar, dan peraturan bagi Bu Aor sendiri sebagai guru, mereka semua harus mematuhi peraturan itu.

Seperti Win dan siswa-siswa lainnya yang akhirnya merasa terjawab dengan semua jawaban dan penjelasan yang diberikan oleh Bu Aor, gue pun merasa demikian. Gue belajar bagaimana menjadi kritis lewat adegan ini dan merasa mendapatkan pencerahan setelah mendengar jawaban dan penjelasan Bu Aor. Bu Aor memang keren abis!!

Kisah Win gak habis sampai di sini aja, Guys. Sekarang kalian boleh percaya kalau Win itu siswa yang cerdas. Tapi jangan lupa karakter Win lainnya, ''nakal". Bagaimana gue menjelaskan karakter ini ya? Hahaha..

Oke, seperti yang gue bilang sebelumnya bahwa Win adalah sosok yang cukup populer di sekolah karena tampan. Jadi, gak heran banyak siswi-siswi di sekolah yang mengagumi ketampanan Win, salah satunya adalah senior mereka kelas 6 bernama Bee. Win bertemu dengan Bee di diskotik. Dari pertemuan malam itu, Win berakhir melakukan hubungan seks dengan Bee. Dasar memang Win bren*sek ya, jadi dia secara tegas bilang ke Bee kalau mereka gak akan pacaran hanya karena pernah tidur bareng. Hubungan mereka ya hanya sekedar teman berhubungan seks saja. Gila gak tuh si Win! ckckckck..

Win di sini juga diceritakan sebagai karakter yang berlawanan dengan Kwan. Awalnya Win merasa sama sekali gak cocok dengan Kwan karena karakternya yang seperti itu, tapi dari perbedaan itu lama-lama Win justru mengembangkan perasaannya kepada Kwan. Ketika mulai akrab dengan Kwan, Win mengalami satu kejadian yang menjadi titik balik dari kisah hidupnya. Kejadian apa itu?

Ketika mengikuti acara belajar bersama yang diadakan Bu Aor di rumahnya, Win dan teman-teman lainnya yang ikut dalam acara itu bersama-sama merayakan selesainya belajar dengan bermain gim bersama. Di sana mereka juga minum-minum bersama (yang gue maksud minum minuman beralkohol ya, bukan minum-minum teh atau kopi apalagi susu). Gue gak paham sih, alkohol di negara mereka legal atau gak dan kalau pun legal mulai umur berapa mereka boleh minum alkohol. Tapi sepertinya budaya mereka, anak-anak SMA sudah mulai minum-minum, bahkan bisa keluar masuk diskotik dengan bebas. Ini hanya di negara mereka saja atau ternyata di negara kita juga seperti ini, gue juga kurang paham. Mungkin hanya gue aja yang cupu dan gak tau-menau soal itu ya hahaha.

Dalam keadaan semua mabuk, termasuk Bu Aor, ketika itu Bu Aor sedang ganti baju di toilet. Win yang juga mabuk masuk ke toilet dan melihat Bu Aor hanya memakai bra saja. Entah lagi kerasukan setan apa, Win tiba-tiba memeluk Bu Aor dari belakang (haduuu, Bu Aor sih pakai gak kunci pintu toilet segala). Saat itu ada siswa lain yang juga ingin ke toilet dan melihat kejadian itu. Masih dalam keadaan mabuk, sempat-sempatnya dia ambil hp dan merekam kejadian itu sebelum akhirnya pingsan karena terlalu mabuk.

Besoknya, video itu sudah tersebar di sekolah yang akhirnya menyebabkan Bu Aor dipecat dari sekolah. Gara-gara kejadian itu, Win akhirnya pindah ke New York. Di New York Win bertemu Jane yang mulai mengenalkannya kepada narkoba. Win mulai kecanduan narkoba dan mulai mengalami halusinasi. Win selalu melihat bayangaan Kwan di mana pun ia berada. Akhirnya Win memutuskan untuk kembali ke Thai. Di Thai, Win kembali sekolah di SMA Nadao dan masuk di semester dua di kelas 6/1. Ketika Win memutuskan kembali ke Thai untuk bertemu dengan Kwan, ternyata Kwan dan Mhog pacaran. Semua itu membuat Win kembali menggunakan narkoba sampai akhirnya ketahuan oleh Kwan. Puncaknya Win saat kecanduan narkoba adalah ketika ia mengalami sakau parah sampai dilarikan ke rumah sakit. Mhog dan Tar akhirnya tau kondisi Win yang kecanduan narkoba. Setelah mengalami kejadian itu, Kwan memohon Win untuk berhenti menggunakan narkoba. Win akhirnya mendapatkan perawatan intensif juga rehabilitasi untuk mengilangkan kecanduannya terhadap narkoba.

-KWAN-
Kwan adalah siswi teladan di SMA Nadao yang selalu menduduki peringkat pertama. Karena prestasinya itu gak heran kalau Kwan juga menjabat sebagai Ketua Osis SMA Nadao. Sama seperti Win dan Mhog, Kwan juga berada di kelas 5/1 jurusan IPA. Kwan tipe anak yang selalu kaku, tidak pernah berbuat hal-hal yang akan membuatnya dalam masalah, dan selalu menaati aturan. Karakter ini jelas berlawanan dengan karakter Win. Makanya ketika Win membuat masalah di sekolah dengan kelakuan-kelakuan ajaibnya, Kwan merasa tidak nyaman. Menurutnya apa yang dilakukan Win itu sangat mengganggu kehidupan sekolah. Itulah mengapa awalnya mereka sama sekali tidak cocok.

Kwan juga diceritakan pernah bersahabat dengan Sprite ketika di SMP, namun persahabatan keduanya menjadi renggang saat Kwan memergoki Sprite sedang berbuat hal yang tidak-tidak di apartemennya bersama seorang laki-laki. Akhirnya Kwan tau bahwa Sprite punya kebiasaan hidup seperti itu dan kemudian ia mulai menjauhi Sprite. Persahabatan mereka pun berakhir begitu saja. Keduanya bertemu lagi di SMA Nadao, namun keduanya masih menjaga jarak satu sama lain. Suatu saat, Kwan akan membuka hatinya lagi untuk berdamai dengan Sprite dan mereka kembali bersahabat seperti dulu.

Kwan diceritakan mulai akrab dengan Win ketika mereka sama-sama bertugas dalam mempersiapkan sebuah upacara keagamaan di sekolah. Setelah bekerja bersama dalam beberapa hari, akhirnya Kwan mulai berpikir bahwa Win tidak seburuk yang ia pikir selama ini. Keduanya pun semakin akrab. Ketika mulai akrab, Win secara tidak sengaja mengetahui rahasia keluarga Kwan bahwa ternyata ayah Kwan adalah teman ayahnya sekaligus ayah dari temannya, Porch. Awalnya Win hanya ingin memastikan bahwa semua yang diketahuinya ini adalah benar, hingga ia memancing Kwan untuk mulai mencurigai ayahnya. Akhirnya Kwan mengetahui fakta bahwa ayahnya memang memiliki keluarga lain selain ia dan Ibunya. Karena apa yang dilakukan Win tersebut, hubungan antara Kwan dan Win kembali merenggang.

Selama ini Kwan yang kita kenal adalah seorang siswi yang kehidupannya hampir sempurna. Pintar, memiliki banyak teman, menjadi teladan di sekolah, datang dari keluarga baik-baik juga bahagia. Namun setelah mengetahui bahwa ternyata keluarganya tidak benar-benar keluarga bahagia, Kwan mengalami titik terendah dalam fase hidupnya. Ia merasa sangat terpuruk atas kenyataan yang menimpanya. Hal itu kemudian menjerumuskan Kwan pada hal yang selama ini tidak pernah ia lakukan. Pada saat Ujian Akhir Sekolah karena tidak bisa berpikir jernih untuk belajar, Kwan memutuskan untuk menyontek selama ujian berlangsung. Naasnya lagi, Kwan ketahuan menyontek oleh Pak Niphon. Karena kejadian itu, citra Kwan sebagai siswa teladan dan siswa berprestasi langsung tercoreng. Bahkan fakta bahwa ayahnya memiliki keluarga lain juga ikut tersebar di sekolah dan membuat citra baik Kwan semakin hilang.

Kwan yang ketahuan menyontek saat UAS

Di saat-saat terpuruk itu, Kwan tidak bisa menemukan orang selain Sprite untuk berbagi keluh kesan dan kesedihan. Dari situ lah akhirnya Kwan berdamai dengan Sprite dan kembali bersahabat. Berkat dukungan dari Sprite akhirnya Kwan juga bisa berdamai dengan ayah dan ibunya. Setelah sedikit dapat menerima kenyataan, bahkan Kwan mulai membuka diri untuk menerima keluarga ayahnya yang lain. Setelah semua kejadian yang dialami oleh Kwan, akhirnya karakternya mengalami sedikit perubahan. Kwan bukan lagi Kwan yang kaku seperti sebelumnya.

Ketika di kelas 6 selama Win tidak sekolah lagi di SMA Nadao, Kwan mulai dekat dengan Mhog. Sprite yang mengetahui kalau Mhog sebenarnya menyukai Kwan, sering menggoda Kwan untuk mulai menyukai orang dan menyuruhnya menyukai Mhog. Ketika Kwan dan Mhog semakin dekat, Win kembali ke Thai dan bersekolah di SMA Nadao lagi. Tapi hal itu tidak mengentikan hubungan Kwan dan Mhog, mereka akhirnya tetap berpacaran.

Saat mengetahui bahwa Win kecanduan narkoba, Kwan mulai lebih memperhatikan Win. Mungkin awalnya Kwan hanya bersimpati karena menghawatirkan kondisi Win. Belakangan Kwan akan sadar bahwa yang ia rasakan bukan sekedar rasa khawatir tentang keadaan Win saja, namun lebih dari itu. Hal itu lah yang akhirnya membuat Mhog merelakan Kwan dan akhirnya hubungan mereka berakhir.

-MHOG-
Mhog diceritakan sebagai siswa yang dewasa, tenang, dan sedikit pendiam. Mhog sangat menyukai dunia fotografi. Setiap hari ia selalu membawa kamera film miliknya kemana-mana dan memotret momen apa saja yang menurutnya menarik. Mhog tinggal dengan ayah dan adiknya. Ibu Mhog meninggal ketika ia masih kecil. Hubungan Mhog dengan ayahnya selalu canggung. Ayah Mhog ingin Mhog melanjutkan kuliah di jurusan akuntansi, tapi Mhog ingin kuliah di jurusan seni komunikasi karena ia begitu menyukai fotografi. Suatu saat keduanya mulai berselisih setelah membahas persoalan melanjutkan kuliah itu.

Di musim pertama Mhog diceritakan memiliki seorang pacar, bernama Mint. Namun, hubungan keduanya tidak bertahan lama dan akhirnya mereka putus. Sifat Mint dan Mhog sebenarnya sangat berbeda, khususnya dalam hal menjalin hubungan. Mint adalah gadis yang selalu ingin diperhatikan dan dimanja oleh pasangannya. Sementara, Mhog bukan lah tipikal pasangan seperti yang Mint harapkan. Mhog sering kali lebih asyik dengan dunianya sendiri dan seakan-akan lupa kalau ia punya Mint sebagai pacarnya yang membutuhkan sedikit perhatian darinya. Mint berulang kali mencoba untuk bertahan menghadapi sikap Mhog yang terkesan dingin dan cuek, sampai akhirnya Mint sudah tidak tahan dengan sikap Mhog dan memutuskan untuk mengakhiri hubungan mereka. Tak berapa lama setelah keduanya putus, Mhog melihat Mint sudah memiliki kekasih baru dan Mint terlihat lebih bahagia. Mhog mungkin pada akhirnya sadar bahwa dia bukanlah pacar yang cocok untuk Mint. Yang dibutuhkan Mint adalah pacar yang manis, penuh pengertian dan kasih sayang. Mhog sadar bahwa ia tidak bisa mewujudkan itu semua untuk Mint. Jadi, memang sudah seharusnya hubungan mereka berakhir seperti itu.

Tapi kemudian, Mhog menemukan pengganti Mint. Kwan. Orang yang selama ini berada di dekatnya ternyata adalah orang yang ingin ia sayang. Seiring keduanya semakin dekat selama Win tidak bersekolah di SMA Nadao, Mhog pun semakin mengembangkan perasaannya kepada Kwan. Sampai akhirnya ketika Mhog mengajak teman-temannya berlibur ke villa milik ayahnya, berkat dorongan dan dukungan dari Sprite akhirnya Mhog memberanikan diri untuk menyatakan perasaannya kepada Kwan. Keduanya pun berakhir menjadi pasangan. Namun setelah beberapa bulan menjalani hubungan, Mhog sepertinya sadar kalau yang ada di hati Kwan bukanlah dia, tapi sahabatnya sendiri, Win. Akhirnya Mhog dengan berat hati merelakan Kwan dan hubungan keduanya pun berakhir. Ketika adegan keduanya berpisah, menurut gue itu adegan yang cukup emosional sih. Bayangkan aja Mhog yang sudah tulus menyayangi Kwan harus merelakan Kwan pergi untuk sahabatnya sendiri. Satu lagi yang bikin adegan makin emosional menurut gue, akting nangisnya Mhog. Juara banget sih itu.

Saat Mhog menangis melihat foto terakhir yang diambil ayahnya :(

Belum kelar di situ kisah sedihnya si Mhog, puncaknya adalah ketika Mhog akhirnya tahu kalau ayahnya ternyata mengidap penyakit kanker stadium akhir. Mhog merasa bersalah kepada ayahnya karena hubungan mereka yang selama ini canggung. Setelah mengetahui penyakit ayahnya, Mhog selalu sigap merawat dan mengurus keperluan ayahnya. Suatu waktu, ayah Mhog ingin dirawat di rumah saja bukan di rumah sakit lagi. Mhog pun menuruti keinginan ayahnya untuk dirawat di rumah saja. Suatu malam ketika ayahnya sudah di rawat di rumah, Mhog terbangun dari tidurnya karena mendengar suara-suara. Saat terbangun, Mhog melihat ayahnya sedang memutar video Mhog dan ibunya ketika ia masih kecil. Mhog bergabung dengan ayahnya menonton video itu sampai ia tertidur. Ketika Mhog membuka mata di pagi hari, ia melihat ayahnya sudah dalam keadaan tidur untuk selamanya. Waaaaaa untuk adegan ayahnya Mhog meninggal gue gak bisa berkata apa-apa sih, semua adegannya sangat menguras emosi. Dan berapa kali pun adegan ini gue tonton, gue tetap sukses menangis sampai mata bengkak. Gue akui akting menangis Mhog ini benar-benar luar biasa. Salute!

-TAR-
Tar memiliki kecintaan terhadap musik dan gitar. Setiap hari di sekolah ia selalu membawa gitar untuk berlatih memainkannya. Sampai suatu hari Tar diundang oleh seniornya yang juga anggota band sekolah untuk mengikuti audisi sebagai posisi gitaris di band sekolah. Karena kemampuannya tersebut akhirnya Tar lolos dan berhasil menjadi gitaris band sekolah bernama See Scape. Dari See Scape ini lah Tar akan mengembangkan kemampuan bermusiknya.

Tar adalah tipikal siswa yang humoris dan ceria. Tar juga mudah bergaul dengan orang lain sehingga ia mudah berteman dengan siapa pun. Ketika hari pertama masuk sekolah di kelas 5, Tar datang terlambat dan akhirnya ia duduk di bangku sebelah Toei. Berawal dari duduk bersebelahan, bertemu setiap hari di kelas, pergi ke kantin bersama, bermain dan bercanda bersama, perasaan Tar berkembang dari semula hanya menganggap Toei sebagai teman hingga akhirnya menyukai Toei. Namun ternyata, Toei hanya merasa nyaman dengan Tar sebagai teman. Ketika Tar mengungkapkan perasaannya kepada Toei dan mendapat penolakan, Tar mulai menjauhi Toei. Semua itu hanyalah emosi Tar sesaat karena sebenarnya dalam hati Tar tidak ada niat sama sekali untuk menjaga jarak dari Toei.



Btw, gue selalu suka melihat tatapan Tar ke Toei. Terlihat tulus gitu di mata gue. Ini lah alasan kenapa Tar adalah salah satu karakter favorit gue di HTS. Pengin juga gitu ada yang menatap gue seperti Tar menatap Toei hahahaha..


Akibat renggangnya hubungan Tar dan Toei akhirnya berbuntut panjang. Tar yang menyesal karena sudah menjauhi Toei berniat ingin kembali berdamai dan berteman seperti sebelumnya. Ketika Tar sudah menyiapkan 15 tangkai bunga mawar (bunga kesukaan Toei) sebagai permintaan maaf kepada Toei, Tar melihat Win memberikan setangkai bunga mawar kepada Toei di kantin dan pastinya di lihat juga oleh semua siswa yang saat itu sedang berada di kantin. Karena hal tersebut, hubungan Tar dan Win pun jadi ikut merenggang. Tidak sampai di situ saja, akibat apa yang dilakukan oleh Win di kantin itu juga membawa masalah bagi Toei. Dan akhirnya semakin membuat hubungan Tar dan Win menjadi menjauh. Belakangan diketahui alasan Win memberikan bunga mawar kepada Toei adalah sebagai balasan atas kue buatan mama Toei yang diberikan kepadanya. Karena kejadian itu, Tar masih belum berbicara lagi dengan Toei maupun dengan Win sampai mereka naik ke kelas 6.

Di kelas 6, Tar bertemu dengan adik Pop yang kemudian menjadi pacarnya, Pang. Hubungan Tar dan Pang berjalan baik-baik saja. Tar memperlakukan Pang dengan baik dan terkadang sikap romantisnya muncul ketika bersama Pang. Pang? Tentu saja sangat menyukai Tar. Namun, hubungan mereka mulai bermasalah ketika Pang mulai mencurigai hubungan Tar dengan Toei, ketika Tar mulai sadar bahwa sepertinya Toei mulai menunjukkan perasaan kepadanya, dan ketika Tar sadar bahwa ia masih belum bisa melupakan Toei. Puncaknya adalah ketika Tar sedang bermain bersama See Scape di konser Valentine Day SMA Nadao. Saat itu Pang memberikan kejutan dengan muncul di atas panggung dan menyanyikan sebuah lagu untuk Tar. Semua itu tentunya disaksikan oleh seluruh siswa yang menonton acara tersebut, tidak terkecuali Toei. Toei yang pada saat itu mulai memiliki perasaan kepada Tar, namun sadar bahwa Tar sudah memiliki Pang memilih untuk mengubur perasaannya dalam-dalam. Namun, sepertinya Toei tidak sanggup melihat pemandangan yang baru saja dilihatnya itu dan memilih untuk meninggalkan tempat konser. Melihat Toei yang meninggalkan tempat konser, tanpa pikir panjang Tar langsung melepaskan gitarnya, turun dari panggung dan lari mengejar Toei.

Adegan setelah Tar meninggalkan konser untuk mengejar Toei

Sumpah, ketika adegan ini jantung gue ikut berdebar rasanya. Bisa bayangkan bagaimana keadaan di sana? Bayangkan apa yang ada dalam pikiran Pang??? Tapi sebenarnya dalam hati kecil, gue suka sih melihat Tar mengejar Toei. Karena sesungguhnya, gue adalah shipper pasangan ini hahahahaha...

Setelah kejadian itu, Tar menemui Pang di kelasnya untuk meminta maaf dan memutuskan untuk mengakhiri hubungan mereka. Pang memohon kepada Tar untuk kembali bersamanya, tapi Tar hanya meminta maaf lagi dan mengatakan bahwa ia tidak bisa. Pang terus memohon kepada Tar sambil menangis. Kemudian, secara mengejutkan Pang mulai melepaskan bajunya, baju Tar dan kemudian mencium bibir Tar. Intinya, di adegan ini Pang rela menyerahkan keperawanannya kepada Tar asal Tar mau kembali bersamanya. Namun, Tar dengan tegas menolak dan akhirnya ia pergi meninggalakan Pang sambil tetap merasa bersalah.

-TOEI-
Toei awalnya berteman dengan beberapa siswa perempuan di kelasnya. Biasanya mereka akan duduk berkumpul sambil menggosipkan berita-berita yang ada di SMA Nadao entah itu di kelas atau di kantin, pergi ke toilet untuk sekedar berdandan atau bergosip lagi. Sebenarnya Toei merasa tidak cocok dengan kegiatan-kegiatan yang selalu dilakukan teman-temannya itu, namun ia berakhir hanya dengan membiarakannya saja.

Selain berteman dengan mereka, Toei juga berteman dengan Tar karena mereka duduk bersebelahan di kelas. Toei merasa lebih nyaman bermain bersama dengan Tar daripada dengan teman-teman perempuannya. Akhirnya Toei lebih sering menghabiskan waktu bersama dengan Tar. Mulai dari belajar di kelas, makan di kantin, dan mendengarkan Tar berlatih gitar di kelas. Toei sudah merasa sangat nyaman berteman dengan Tar sampai akhirnya Tar mengungkapkan perasaan kepadanya. Saat itu Toei hanya merasa nyaman menghabiskan waktu bersama Tar sebagai teman saja, tidak ada pikiran untuk ke hubungan yang lebih. Karena kejadian itu, hubungannya dengan Tar pun mulai berjarak hingga Tar memutuskan untuk pindah tempat duduk. Melihat hal itu membuat teman-teman perempuan Toei itu merasa bahwa Toei adalah perempuan yang selalu mendekati laki-laki untuk kemudian dicampakkan. Suatu hari ada yang menulis tulisan "PEL*CUR" di meja Toei. Belakangan Toei mengetahui bahwa pelakunya adalah salah satu teman perempuannya itu.

Suatu hari ketika sedang di kantin, Toei menerima bunga mawar dari Win sebagai balasan karena telah memberikan kue buatan mamanya. Setelah kejadian itu, Toei mengalami hal yang tidak mengenakkan. Toei mengalamai perundungan yang dilakukan oleh Bee dan teman-temannya. Bee merasa Toei telah merebut Win darinya dan bersama dengan teman-temannya menampar dan memukuli Toei dengan sadisnya di toilet. Semua kejadian itu direkam sendiri oleh salah satu teman Bee dan videonya menyebar ke seluruh sekolah.

Karena kejadian itu, Toei yang sudah tidak berbicara dengan Tar dan tidak berkumpul bersama teman-teman perempuannya di kelas akhirnya mulai berbicara kembali dengan Phu, teman merangkap mantan pacarnya ketika di SMP. Sejak mulai berbicara dan berteman lagi dengan Phu, hubungan keduanya semakin membaik. Sampai akhirnya mereka memutuskan untuk kembali berpacaran ketika mereka di kelas 6. Hubungan Toei dan Phu awalnya berjalan baik-baik saja, sampai ada satu hal yang membuat mereka bertengkar.

Di saat mereka sedang bertengkar seperti itu, Toei kembali mengalami kejadian tidak mengenakkan. Toei mengalami pelecehan seksual dari Pak Pin, guru komputer di sekolah. Semuanya bermula ketika Toei mulai merasa ada yang aneh dengan Pak Pin setiap kali memeriksa tugas milik Toei di komputer. Pak Pin seperti dengan sengaja mendekatkan wajahnya ke wajah Toei. Hal ini dilaporkan Toei ke ibunya dan ibunya memperingatkan Toei untuk lebih was-was jika sedang berada di dekat Pak Pin. Ketika pelajaran komputer berlangsung, Toei mulai memerhatikan gerak-gerik Pak Pin di sekitar para siswi. Saat itu Toei melihat salah satu temannya yang tiba-tiba keluar kelas setelah didekati oleh Pak Pin. Toei pun menyusul temannya ke toilet. Di sana akhirnya Toei mengetahui bahwa Pak Pin telah melakukan pelecehan seksual dan merenggut keperawanan temannya itu.

Pak Pin si guru be*at ketika mulai mendekati Toei

Akhirnya Toei dan temannya berencana untuk menjebak Pak Pin dengan merekam perbuatannya tersebut agar dapat digunakan sebagai bukti. Toei sengaja menjadikan dirinya sebagai umpan untuk memancing Pak Pin. Pada saat Toei berpura-pura meminta diajarkan soal tugas yang diberikan Pak Pin di lab komputer dan mereka hanya berdua di sana, Pak Pin mulai melancarkan aksinya. Ketika Pak Pin berpura-pura memegang mouse dengan maksud memegang tangan Toei, Toei mulai memberontak. Pak Pin semakin mendekatkan wajahnya kepada Toei bermaksud ingin mencium, namun Toei semakin memberontak. Semua kejadian itu direkam diam-diam oleh teman Toei dari bawah meja. Pak Pin semakin menunjukkan keganasannya dengan menjatuhkan Toei ke lantai, Toei tidak mampu menahan genggaman kuat tangan Pak Pin hanya bisa berteriak. Temannya yang sedang merekam juga sangat ketakutan dan tidak bisa berbuat apa-apa. Pada saat itu tiba-tiba pintu lab terbuka, ada Tar dan Pak Satpam di sana. Tar yang melihat kejadian tersebut langsung berlari mendekat dan memukul Pak Pin. Akhirnya Pak Pin dibawa ke kantor guru untuk kemudian dibawa ke kantor polisi.

Ketika nonton adegan ini, rasanya gue pengin ikut Tar memukuli Pak Pin. Sungguh baj*n*an sekali guru macam itu!!

Phu yang kemudian baru mengetahui apa yang dialami oleh Toei merasa bersalah karena sebelumnya mereka sedang bertengkar. Setelah kejadian itu, Toei lebih sering terlihat bersama Tar dan itu membuat Phu cemburu. Phu akhirnya meminta Toei untuk tidak berteman lagi dengan Tar. Mendengar ucapan Phu, Toei merasa aneh. Hanya karena Phu adalah pacarnya bukan berarti Phu bisa memutuskan Toei boleh berteman dengan siapa. Lagi pula tar sudah mempunyai Pang, dan Toei sudah memiliki Phu jadi menurut Toei sikap cemburu Phu ini tidak perlu. Karena banyak berdebat soal itu, mereka kembali bertengkar. Sampai suatu hal yang terjadi pada Phu akhirnya membuat Toei memutuskan untuk mengakhiri hubungan mereka.

-PHU-
Phu adalah anggota pemain saksofon di klub Marching Band sekolah. Phu berada di kelas 5/2 bersama dengan Thee dan Sprite. Phu bersahabat dengan Thee karena selain mereka duduk bersebelahan di kelas mereka juga satu klub Marching Band. Phu diceritakan sebagai remaja yang memiliki kebingungan akan identitas seksualnya. Dulu ketika masih SMP, Phu pernah menjalin hubungan dengan Toei. Ketika di SMA, Phu banyak menghabiskan waktunya bersama dengan Thee. Mereka bertemu setiap hari di kelas, pergi ke kantin bersama, mengerjakan tugas bersama di rumah Thee bahkan Thee sudah sering kali menginap dan makan bersama keluarga Phu di rumah mereka.

Karena terlalu banyak menghabiskan waktu bersama, Phu gak sadar kalau ternyata ia seperti menunjukkan ketertarikan kepada Thee. Phu sering kali memperlakukan Thee seperti mereka adalah pasangan, misal saat ia memegang pundak Thee ketika mereka duduk berdekatan pada waktu belajar di kamar atau saat Phu selalu meminjam celana pendek milik Thee ketika mereka selesai berlatih. Hal tersebut membuat Thee sedikit berpikir kalau Phu menyukainya. Thee memang diceritakan sebagai penyuka sesama jenis ya seperti yang gue bilang di deskripsi karakternya.

Puncaknya adalah ketika Thee sedang mabuk karena habis minum bersama teman-temannya di klub Marching Band. Phu yang saat itu melihat Thee sangat mabuk, tapi bersikeras untuk pulang ke asramanya akhirnya membawa Thee ke rumahnya. Phu sampai kesulitan membopong Thee yang mabuk untuk membawanya ke kamar. Thee muntah-muntah di toilet kamar Phu karena terlalu banyak minum. Phu yang menghawatirkan Thee karena terlalu banyak minum padahal Thee alergi minuman beralkohol secara tidak sadar mengomeli Thee dan menyuruhnya mandi dahulu sebelum tidur. Thee yang masih dalam keadaan mabuk hanya menatap Phu bingung karena terlalu banyak mengomelinya.

Setelah mandi, Thee langsung tidur karena terlalu mabuk. Saat Phu selesai mandi, ia menatap Thee yang sudah tertidur dan akhirnya menyusul Thee ke tempat tidur. Awalnya mereka berdua tidur saling membelakangi, tapi kemudian Thee mengubah posisinya jadi menghadap ke punggung Phu. Saat itu Phu juga mengubah posisinya sehingga jadi berhadapan dengan Thee. Jarak kedua wajah mereka begitu dekat, kemudian Phu semakin mendekatkan wajahnya ke wajah Thee sampai akhirnya bibirnya menyentuh bibir Thee.

Jujur ketika menonton adegan ini gue merinding sekali, bahkan ketika mengetik tulisan ini pun gue masih merinding hahahaha.

Besok harinya, Thee bangun dan melihat Phu tidak ada di tempat tidur. Thee duduk dan kelihatan sedikit bingung. Mungkin dia masih mengingat-ingat apakah kejadian semalam itu hanya mimpinya saja atau bukan. Saat itu Phu keluar dari kamar mandi dan melihat Thee yang sedang duduk dengan tatapan bingung. Thee melihat Phu keluar dari kamar mandi dengan tatapan mata yang sedikit canggung. Kemudian Phu langsung melemparkan handuk yang habis ia pakai ke arah Thee dan menyuruhnya mandi.

Karena kejadian itu, Thee menganggap bahwa Phu juga menyukainya. Phu juga tidak malu-malu lagi menunjukkan perhatiannya kepada Thee. Ketika mereka sedang makan bersama dengan keluarga Phu, Phu membersihkan nasi yang menempel di mulut Thee. Apa yang dilakukan Phu itu membuat adik dan ibunya menjadi curiga. Sebelumnya adik Phu memang sudah mencurigai bahwa Phu adalah gay dan sudah pernah melaporkan kepada ibunya, tapi ibu mereka tidak percaya. Setelah keduanya melihat apa yang baru saja dilakukan Phu, keduanya jadi semakin curiga.

Ingat gue pernah bilang kalau Phu adalah sebenar-benar definisi dari tagline Hormones The Confusing Teens, kan? Nah kisah kebingungan Phu gak berakhir sampai di sini aja. Nanti kalian akan mengetahui bahwa Phu akan jadi remaja bingung lagi.

Setelah kejadian yang menimpa Toei di mana ia mengalami perundungan dari Bee, Phu bersimpati atas apa yang menimpa Toei dan mulai berbicara kembali untuk menghiburnya. Keduanya menjadi lebih dekat dan beberapa kali terlihat bersama. Karena keduanya sudah semakin dekat, suatu hari Phu membantu Toei berlatih menari di aula sekolah untuk persiapan pengambilan nilai. Karena terbawa suasana saat sedang berlatih menari, Phu tiba-tiba saja mencium Toei. Toei yang terkejut atas apa yang dilakukan oleh Phu langsung pergi meninggalkannya. Setelah itu Phu kembali ke ruang Marching Band, ternyata ia melewatkan latihan hanya untuk membantu Toei berlatih menari. Pak Ping sebagai pelatih Marching Band memarahi Phu dan menghukum Phu untuk berlari di lapangan. Thee berkata kalau ia juga bersalah karena tidak tau kemana perginya Phu selama latihan, akhirnya keduanya dihukum bersama. Ketika Thee bertanya kemana perginya Phu selama latihan, Phu tidak menjawab. Thee mulai merasa ada yang disembunyikan oleh Phu.

Karena apa yang dilakukan olehnya pada saat membantu Toei berlatih menari, Toei kembali menjaga jarak dari Phu. Hal itu membuat Phu galau dan kembali bingung. Ia menjadi tidak fokus dalam beberapa hal. Ketika sedang makan bersama Thee, Phu tidak sengaja memakan kuning telur padahal ia tidak menyukainya. Thee bertanya apa yang membuat Phu tampak bingung belakangan ini. Phu menjawab jujur bahwa ia memiliki perasaan kepada orang lain. Thee bertanya siapa orang yang disukai Phu, namun Phu tidak menjawab akhirnya Thee pergi meninggalkan Phu. Malam harinya Thee ke rumah Phu dan menanyakan kembali siapa orang yang disukai oleh Phu, akhirnya Phu menjawab orang itu adalah Toei. Thee langsung merasa kecewa dan pergi meninggalkan rumah Phu. Thee kembali ke asramanya dan menangis sejadi-jadinya di kamar mandi.

Adegan menangis Thee di kamar mandi ini gak kalah emosional, menurut gue. Lewat adegan ini Thee benar-benar menyampaikan bagaimana perasaan terasakitinya seseorang yang merasa sangat dikecewakan oleh orang yang begitu dicintainya. Gue ikutan sesak lihatnya. :((((

Setelah kejadian itu, hubungan Phu dan Thee berakhir begitu saja. Phu tetap berusaha untuk meminta maaf kepada Thee dan pengin kembali berteman seperti dulu, namun Thee sudah terlanjur merasa sakit hati. Belakangan Thee mulai membuka hati untuk berdamai dan berteman dengan Phu lagi, namun keduanya masih merasa canggung satu sama lain.

Di kelas 6, Phu diceritakan mulai berteman kembali dengan Toei. Toei mulai membuka hatinya lagi untuk berteman dan menerima keadaan Phu. Keduanya semakin dekat dan akhirnya memutuskan untuk menjalin hubungan lagi. Seperti yang gue ceritakan di bagain Toei, awalnya hubungan Phu dan Toei baik-baik saja sampai kejadian tidak mengenakkan yang dialami oleh Toei berbuntut panjang pada hubungan mereka dan mengakibatkan hubungan keduanya berakhir.

Saat Phu mulai cemburu dengan Toei yang lebih dekat dengan Tar

Phu yang sedang galau karena baru putus dari Toei melampiaskannya dengan cara minum-minum. Phu mendatangi sebuah bar dan mulai minum-minum. Di sana Phu bertemu dengan Pee Bom (Pee artinya kakak/kak), pemilik bar yang Phu datangi. Beberapa kali datang ke bar itu, membuat Phu dekat dengan Pee Bom. Phu banyak bercerita tentang masalah yang ia hadapi kepada Pee Bom dan Pee Bom juga banyak memberikan masukan-masukan untuk masalah yang sedang Phu hadapi. Phu bercerita kepada Pee Bom kalau dulu ia pernah menyukai laki-laki, namun saat bersama dengan laki-laki itu ia memiliki perasaan kepada perempuan lain. Pee Bom menanggapi dengan bercanda bahwa apa yang dilakukan Phu itu jahat karena yang dilakukan Phu itu adalah selingkuh. Phu merasa sangat nyaman bersama Pee Bom karena Pee Bom telah mendengarkan keluh kesahnya dan banyak memberinya nasehat juga dukungan, sampai suatu hari Phu menghabiskan malam bersama Pee Bom. Saat Phu semakin tertarik kepada Pee Bom, ternyata Pee Bom memutuskan untuk menyusul mantan pacarnya ke Jerman dan hanya menganggap Phu sebagai adik saja.

Dasar Phu si remaja labil tukang bingung! Kalau Pee Bom gak pergi ke Jerman jangan-jangan Pee Bom juga bakal dijadiak pacar! Maaf agak emosi nih liat kelakuan Phu yang hobinya plin-plan hehehe..

-THEE-
Thee diceritakan sebagai remaja penyuka sesama jenis. Thee bersahabat dengan Phu sekaligus mencintainya. Seperti yang gue ceritakan sedikit di bagian Phu, awal mula hubungan Thee dengan Phu adalah karena sikap Phu yang seakan memberikan sinyal kepada Thee bahwa Phu menyukainya. Setelah kejadian Thee mabuk dan menginap di rumah Phu, Thee semakin yakin bahwa Phu memang memiliki perasaan kepadanya. Setelah kejadian itu pun Thee mengganggap bahwa dirinya dan Phu berada dalam sebuah hubungan. Hubungan Thee dan Phu berjalan baik-baik saja. Beberapa siswa di sekolah bahkan mengetahui hubungan keduanya, seperti teman-teman mereka di klub Marching Band juga beberapa teman mereka di kelas. Bahkan beberapa adik kelas pun ada yang mengetahui hubungan mereka.

Hubungan Thee dan Phu mulai bermasalah ketika Thee merasa Phu sedang menyembunyikan sesuatu darinya. Beberapa kali Thee mendapati Phu yang sepertinya sedang merasa bingung, sampai akhirnya ia mempunyai kesempatan bertanya kepada Thee ketika mereka sedang makan bersama di sebuah kedai. Thee bertanya apa yang membuat Phu belakangan terlihat sangat bingung sampai-sampai ketika sedang makan ia tidak sengaja memakan kuning telur padahal Phu tidak menyukainya. Di sana lah akhirnya Phu berkata jujur kepada Thee bahwa ia memiliki perasaan kepada orang lain. Thee sangat terkejut mendengar ucapan Phu. Ia bertanya siapa orang yang disukai Phu, namun Phu tidak menjawab. Merasa kecewa dengan Phu, Thee pergi meninggalkan Phu.

Perasaan Thee sangat kacau, malam itu ia kembali mendatangi Phu ke rumahnya untuk bertanya siapa orang yang disukai Phu. Akhirnya Phu menjawab bahwa orang yang disukainya adalah Toei. Thee sangat terpukul mendengar jawaban dari Phu. Ia sadar kalau ia telah kalah begitu mendengar nama orang yang disukai Phu adalah Toei. Thee mengetahui bahwa Toei adalah mantan pacar Phu di SMP, terlebih lagi Toei adalah seorang perempuan. Sangat terpukul dan kecewa dengan kenyataan yang baru saja ia hadapai, Thee meninggalkan rumah Phu dengan perasaan berkecamuk. Sesampainya di asrama, ia hanya bisa menangis berusaha meluapkan semua emosi dan perasaanya.

Sejak saat itu, hubungannya dengan Phu jadi menjauh. Phu beberapa kali meminta maaf dan berusaha untuk kembali berteman ketika Thee masih belum bisa membuka hatinya. Namun, suatu saat Thee memutuskan untuk mulai berdamai dengan Phu walau hubungan mereka jadi terasa canggung.

Ketika di kelas 6, hubungan Thee dan Phu sudah jauh lebih baik. Keduanya tetap berteman, walaupun dalam beberapa hal keduanya masih terlihat canggung. Ketika Thee masih berjuang untuk melupakan Phu, ia mendapati kenyataan bahwa hubungan Phu dan Toei semakin dekat. Suatu malam Thee masih mengingat kenangan-kenangan indahnya saat bersama dengan Phu. Ia melihat kembali fotonya bersama dengan Phu dulu. Thee terbawa suasana dan menuliskan sebuah kalimat di status Facebooknya, "Berapa banyak air mata yang harus ku keluarkan agar kau peduli", air matanya pun tak kuasa untuk menetes.

Sumpah adegan ini tuh menyayat hati sekali. Ditambah lagu yang diputar pada waktu adegan ini sangat cocok, jadi semakin membawa kita tenggelam dalam kesedihan yang dirasakan Thee. Lewat adegan ini lagi-lagi Thee sukses menyampaikan perasaan putus asa orang yang masih mengharapkan cinta dari seseorang yang dicintainya.

Suatu waktu Thee datang kembali ke rumah Phu setelah sekian lama untuk mengerjakan tugas bersama. Saat sedang mengambil CD di meja belajar Phu, Thee melihat foto mereka berdua masih ditempel di dinding kamar Phu, walaupun di sebelahnya juga ada foto Phu dan Toei. Melihat itu, Thee berpikir kalau sepertinya ia masih ada harapan. Malam itu Thee menginap di rumah Phu. Sebelum mandi, Phu memberikan kaus dan handuk baru untuk dipakai Thee saat mandi. Malam itu keduanya tidur bersama.

Ini mengingatkan kita pada adegan yang sebelumnya gue ceritakan di bagian Phu ya. Gue mulai merinding mau mengetik bagian ini hahaha..

Phu sudah tidur dahulu dengan posisi membelakangi Thee. Thee masih membuka matanya, sepertinya Thee sedang berpikir untuk meyakinkan hatinya. Thee menatap pungung Phu dan mulai mengubah posisinya menjadi menghadap punggung Phu. Perlahan Thee mulai mendekati Phu dan memeluknya. Thee mencium leher Phu dan mulai meraba tubuhnya. Phu tersadar dan menghentikan Thee. Phu bertanya apa yang dilakukan oleh Thee. Thee menjawab bahwa ia hanya ingin tahu apakah masih ada harapan untuk Phu kembali menyukainya. Phu menjawab bahwa Thee sudah tahu yang dipilihnya adalah Toei. Malam itu Thee memutuskan untuk pulang, Phu hanya bisa meminta maaf dan mengantarkan Thee sampai ke gerbang. Setelah Phu masuk ke dalam rumah, Thee menatap rumah Phu dan menangis menyadari bahwa sudah tidak ada harapan lagi untuknya.

Sejak kejadian itu, hubungan Thee dan Phu kembali canggung. Di saat hubunggan Thee dan Phu seperti itu, Thee bertemu dengan juniornya di kelas 4 bernama Non. Mereka pertama kali bertemu ketika sedang di rumah makan. Non duduk menyapa Thee dan bergabung untuk makan bersama. Non memperkenalkan diri ke Thee sebagai juniornya di kelas 4 yang juga satu asrama dengan Thee. Ternyata Non juga berasal dari kota yang sama dengan Thee, mulai saat itu keduanya pun menjadi akrab. Kehadiran Non membuat Thee sedikit melupakan masalahnya dengan Phu. Secara tidak sengaja Non menjadi hiburan tersendiri bagi Thee.

Keduanya menjadi semakin akrab. Non sering  meminta Thee mengajarkan pelajaran yang tidak ia pahami. Sikap Non memang sangat baik ke Thee, terkadang Non mampu membuat Thee terhibur dan tertawa karena tingkahnya. Hal itu membuat Thee menjadi salah mengartikan sikap Non kepadanya. Suatu malam Thee sedang menjelaskan pelajaran yang tidak dimengerti oleh Non di kamar Thee. Setelah mengajarkan Non, Thee mandi. Selesai mandi, Thee melihat Non sudah tertidur di meja belajar. Ketika Thee berniat membangunkan Non, ia melihat Non menggambar kartun tentang dirinya yang sedang memukul Non dengan buku. Melihat itu Thee semakin berpikir bahwa Non juga seperti dirinya. Kemudian Thee mulai mendekat ke Non berniat mencium pipi Non, namun tiba-tiba Non terbangun. Karena terkejut dengan apa yang baru saja terjadi, Non reflek berdiri dan berteriak kepada Thee seraya berkata kalau dia bukan gay. Mendengar ucapan Non, Thee sedikit terkejut dan juga bingung karena ternyata selama ini iya salah mengartikan sikap Non kepadanya. Thee hanya meminta maaf kepada Non dan menyuruhnya pergi. Non merasa bersalah kepada Thee, ia sama sekali tidak bermaksud untuk menyinggung perasaan Thee, namun ia juga tak menyangka bahwa Thee melihatnya seperti itu. Sejak saat itu hubungan keduanya menjadi canggung.

Suatu malam Phu mengajak beberapa temannya di klub Marching Band termasuk Thee minum-minum bersama untuk melupakan pertengkarannya dengan Toei. Thee hanya melihat Phu yang minum-minum sambil berkeluh kesah kepada dua teman mereka yang lain tentang masalahnya dengan Toei. Temannya berkata kepada Phu bahwa besok pasti mereka sudah baikan lagi. Tak lama kemudian kedua temannya pulang karena akan dicari ibu mereka jika tidak pulang. Sebelum pulang salah satu teman mereka berkata kalau Phu patah hati karena Toei, masih ada Thee yang menunggunya.

Setelah hanya tinggal berdua, Phu menatap Thee dan mengingat ucapan temannya itu. Kemudian Phu bercerita kepada Thee soal masalahnya dengan Toei. Phu berkata mungkin ia bisa dibilang bodoh karena melarang Toei berteman dengan Tar, namun ia tak bisa menahan perasaan itu. Phu tak suka melihat Toei lebih senang bersama dengan orang lain karena merasa seakan ia yang lebih mencintai Toei daripada Toei mencintainya. Mendengar apa yang diucapkan Phu, Thee hanya bisa tersenyum sambil menepuk Phu untuk menenangkannya. Kemudian Thee berkata bahwa ia mengerti apa yang sedang dialami oleh Phu, jika saat ini Phu merasa sedih maka keluarkan saja semua kesedihan itu sehingga besok ia bisa merasa lebih baik.

Saat Thee menghibur Phu yang sedang bertengkar dengan Toei

Gila!! Thee sungguh tabah sekali dalam menyampaikan dialog itu. Gue tau betul bagaimana perasaan Thee ketika harus mengucapkan kalimat penghiburan itu kepada Phu karena apa yang dirasakan Phu itu adalah apa yang Thee rasakan saat Phu lebih memilih Toei.

Phu berterima kasih atas apa yang diucapkan oleh Thee. Ketika air mata Phu menetes sambil menatap Thee, Thee tetap menghibur Phu untuk tidak menangis. Phu berkata bahwa hanya Thee yang tidak pernah meninggalkannya. Thee hanya menjawab dengan senyumannya. Phu yang terbawa suasana mulai menatap Thee dan mendekatkan wajahnya kepada Thee. Phu semakin mendekatkan wajahnya dan mencium Thee. Keduanya semakin terbawa suasana dan berakhir di tempat tidur. Ketika Thee terbangun, posisinya sedang memeluk Phu. Thee mengingat apa yang ia lakukan sebelumnya saat menginap di rumah Phu. Saat itu Phu menghentikannya dan kembali melukai hatinya, namun saat ini Phu kembali kepadanya saat ia sedang ada masalah dengan Toei. Mengingat semua itu membuat Thee pergi meninggalkan Phu. Setelah Thee pergi, Phu terbangun dan melihat Thee sudah tidak ada. Menyadari apa yang telah terjadi, Phu kembali merasa bingung.

Besoknya, Thee memutuskan untuk keluar dari klub Marching Band. Mendengar hal itu, Phu pergi menemui Thee dan bertanya mengapa Thee tiba-tiba keluar dari Marching Band. Thee berkata pada Phu apakah dia masih butuh penjelasan? Phu yang menyuruh Thee untuk melupakannya dan Thee sudah berusaha untuk melakukannya, tapi mengapa Phu melakukan itu kepadanya (maksudnya soal kejadian semalam). Thee merasa Phu memperlakukannya seperti selembar tisu. Thee juga berkata  bahwa untuk bisa menghentikan perasaannya terhadap Phu maka ia harus menghapus Phu dari hidupnya dan caranya adalah dengan keluar dari Marching Band. Setelah mengatakan itu Thee pergi meninggalkan Phu sambil menangis.

Hwaaaaaaa... Selama mengetik bagian Thee gue merasa emosional sekali. Seperti yang gue bilang di deskripsi Thee, kisah cinta Thee lah yang paling nelangsa. Selama nonton ataupun mengetik ini, gue pun ikut merasakan betapa menyesakkannya kisah cinta si Thee ini. Setelah membaca kisah Thee, apakah kalian sependapat sama gue? Kalau iya, mari kita bergandengan tangan. :((((((

-SPRITE-
Sprite diceritakan sebagai siswi cantik dan populer di sekolah. Karena kecantikannya, Sprite sering kali berganti pasangan. Hal ini membuatnya banyak dibicarakan oleh siswi-siswi lainnya yang mengatakan bahwa Sprite sudah seperti pel*cur sekolah. Apa yang dibicarakan para siswi di sekolah tidak semuanya salah karena kenyataannya Sprite memang sering melakukan hubungan seks dengan beberapa laki-laki di sekolah. Bahkan Sprite juga pernah melakukannya dengan Win di toilet sekolah dan itu semua disaksikan oleh Phai. Jangan kaget! Hahahaha

Sprite dahulu bersahabat dengan Kwan ketika mereka masih SMP. Namun, persahabatan keduanya pernah berakhir lantaran Kwan yang memergokinya ketika sedang melakukan hubungan seks di apartemennya bersama dengan seseorang. Setelah Kwan mengetahui kehidupan Sprite yang seperti itu, Kwan mulai menjauhinya.

Kehidupan Sprite yang seperti itu mulai berubah ketika ia menyukai seseorang, orang itu adalah Phai. Awalnya Sprite mengenal Phai sebagai siswa yang melihatnya keluar dari toilet setelah berhubungan seks dengan Win, ternyata Phai juga adalah salah satu junior yang sangat dekat dengan pacarnya. Sprite saat itu berpacaran dengan seniornya dulu di SMA, Phee Pex. Suatu hari saat Sprite berada di Mal, ada siswa dari sekolah lain yang ingin meminta kontaknya. Saat akan memberikan kontaknya kepada siswa tersebut, pacarnya datang dan langsung mengajaknya pergi. Phai dan teman-temannya yang ternyata juga ada di sana kemudian mendekati siswa tersebut dan mengambil pin sekolahnya (mungkin mengambil pin sekolah di sana sama seperti sudah menghina).

Besoknya ketika pulang sekolah, Sprite menghampiri Phai yang sedang membeli es kopi di depan sekolah. Sprite bertanya memgapa Phai tidak melaporkan kepada Phee Pex tentang kejadian di toilet (ketika Sprite melakukannya dengan Win) padahal Phai jelas melihatnya. Phai mengatakan bahwa itu bukan urusannya. Sprite sepertinya terharu dan mengucapkan terima kasih. Tiba-tiba siswa yang kemarin bertemu dengan Sprite di Mal datang dan memukuli Phai bersama dengan teman-temannya, kemudian mengambil pin sekolah Phai.

Malamnya, Phai sudah berada di kamar kos Phee Pex bersama dengan teman-temannya yang lain dan juga Sprite. Phee Pex marah karena siswa itu dan teman-temannya telah memukuli Phai sampai babak belur. Semuanya berakhir tidur di kamar kos Phee Pex malam itu. Phai tidak bisa tidur dan ia merokok di beranda kamar. Sprite juga tidak bisa tidur akhirnya menyusul Phai ke beranda. Sprite mengkhawatirkan keadaan Phai yang terluka seperti itu karena dirinya. Sepertinya Sprite mulai memiliki perasaan kepada Phai. Sprite mulai menggoda Phai, bertanya apakah menurutnya Sprite cantik. Keduanya mulai terbawa suasana dan adegan berikutnya menampilkan Sprite dan Phai sedang berciuman di kamar mandi. Setelah kejadian malam itu, tak berapa lama kemudian Sprite dan Phee Pex putus. Phee Pex akhirnya tau apa yang terjadi antara Sprite dan Phai pada malam itu. Sejak putus dengan Phee Pex, Sprite mulai menjalin hubungan dengan Phai.

Sejak berpacaran dengan Phai, Sprite mulai berubah. Sepertinya Sprite ingin memulai hubungan yang serius dengan Phai. Namun hubungan mereka memang diawali dengan suatu hal yang salah, dalam perjalanannya pun menimbulkan beberapa masalah. Phai mulai teringat kejadian saat ia melihat Sprite dan Win di toilet ketika ia melihat Win bersama dengan Sprite. Hal itu membuat Phai jadi merasa tidak percaya bahwa Sprite sudah berubah. Sprite beberapa kali meyakinkan Phai bahwa ia bukan lagi Sprite yang dulu, namun Phai masih saja dibayang-bayangi dengan kejadian itu. Karena konflik yang terus menenerus terjadi hanya terkait hal tersebut, akhirnya Phai memutuskan mengakhiri hubungannya dengan Spirte.

Saat mereka kelas 6, hubungan Sprite dengan Phai mulai membaik. Mereka kembali berbicara dan berteman. Sprite mencoba ingin memulai hubungan lagi, Phai masih bimbang dan tak kunjung memberi Sprite kepastian. Saat Phai yang tak kunjung memberinya kepastian, Sprite akhirnya memutuskan untuk memulai hidup baru dan melupakan Phai. Kemudian Sprite bertemu dengan kakak tiri Kwan, Phorce dan mulai menjalin hubungan dengannya.

Saat Sprite terluka karena diikuti oleh orang tak dikenal

Suatu waktu, Sprite mulai mengalami masalah lagi. Ada yang berpura-pura menjadi dirinya dengan akun Facebook palsu. Awalnya Sprite tidak mengambil pusing ulah orang yang berpura-pura menjadi dirinya itu, namun suau hari Sprite mulai diikuti oleh orang tak dikenal yang mengaku selama ini telah berhubungan dengan Sprite melalui akun Facebook palsu itu. Sampai suatu malam orang itu mengikuti Sprite lagi, Sprite yang saat itu membawa pisau cutter untuk berjaga-jaga jika ada yang mengikutinya lagi reflek mengeluarkan pisau itu karena merasa terancam dengan kedatangan orang itu yang tiba-tiba. Orang itu berusaha mengambil pisau di tangan Sprite, namun malah berakhir menusuk perut Sprite. Sprite jatuh ke tanah dengan perut sudah berdarah dan karena ketakutan orang itu pergi begitu saja meninggalkan Sprite. Setelah kejadian itu, Sprite mulai mencari tahu siapa orang yang berpura-pura menjadi dirinya di akun Facebook itu. Sampai akhirnya terungkap bahwa orang itu adalah juniornya sendiri, Oil.

-PHAI-
Seperti yang gue ceritakan di deskripsi karakter, Phai bisa dibilang sebagai karakter umum nakalnya siswa SMA. Phai mempunyai tiga orang teman denan potongan rambut sama, rambut pendek semi botak. Kita sebut saja mereka genk rambut pendek. Mereka sering diam-diam merokok di belakang sekolah dan juga sering terlibat perkelahian dengan genk sekolah lain. Mereka berempat sangat dekat dengan Phee Pex dan sangat menghormatinya sebagai senior.

Suatu hari ketika sedang di toilet, Phai melihat Win keluar dari bilik kamar mandi yang kemudian disusul oleh Sprite. Saat kembali bertemu dengan Sprite, ternyata Sprite adalah pacar dari Phee Pex. Setelah kejadian Phai dipukuli oleh siswa yang mendekati Sprite di Mal itu, malamnya ia bersama dengan genk rambut pendek menginap di kamar kos Phee Pex. Malam itu Phai yang tidak bisa tidur memilih untuk merokok di beranda. Tiba-tiba Sprite datang menyusulnya dan terjadilah hal seperti yang gue ceritakan di bagian Sprite.

Setelah kejadian malam itu, Phai selalu merasa bersalah dengan Phee Pex. Berulang kali ia mencoba untuk memberi tahu Phee Pex, namun ia urungkan. Sampai akhirnya ia memberanikan diri memberi tahu Phee Pex. Setelah mengetahui itu, Phee Pex merasa kecewa dengan Phai dan melampiaskannya dengan memukul Phai. Begitu pun dengan genk rambut pendek, mereka juga kecewa dengan Phai dan mulai menjauhinya karena Phai yang lebih memilih Sprite.

Akibat kejadian saat ia mengambil pin sekolah milik siswa yang mendekati Sprite di Mal, ternyata berbuntut panjang. Setelah siswa itu dan teman-teman lainnya membalas dengan mendatangi Phai ke sekolahnya, memukulinya dan mengambil pin sekolahnya. Phai kembali membalas dan terjadi perkelahian di antara mereka. Beberapa kali perkelahian terjadi antara mereka yang saling membalas dendam. Setiap setelah berkelahi Phai selalu pulang ke rumah dengan wajah terluka. Kedua orang tuanya memarahinya karena selalu berkelahi di luar dan pulang dengan wajah terluka seperti itu.

Saat pikiran Phai sedang kalut karena perkelahian-perkelahian yang terjadi antara ia dengan siswa itu, Phai juga mulai dibayang-bayangi dengan kejadian saat ia melihat Sprite dan Win di toilet. Semakin hari Phai semakin dihantui dengan bayangan Sprite yang selalu bergonta-ganti pasangan. Hal itu membuat Phai jadi meragukan Sprite benar-benar telah berubah. Puncaknya ketika ia melihat Win dan Sprite saat bersama dan Win sedikit menggoga Sprite. Phai masih menganggap Sprite belum berubah, Sprite terus meyakinkan Phai bahwa ia bukanlah Sprite yang dulu. Namun, Phai tetap merasa bahwa ia belum bisa memercayai Sprite sepenuhnya, sampai akhirnya ia memutuskan untuk mengakhiri hubungannya dengan Sprite.

Suatu malam ada yang melempar batu ke rumah Phai dan mengenai jendela kamar kakak Phai sampai melukai kepalanya. Karena kejadian itu, Phai marah besar. Ia mendatangi markas siswa itu dan teman-temannya untuk membalas dendam karena mereka telah melukai kakaknya. Masalah ini adalah antara Phai dengan siswa itu, tapi apa yang dilakukan siswa itu sudah kelewatan karena sampai melibatkan keluarga Phai. Perkelahian pun tak terelakkan. Setelah perkelahian itu, Phai kembali ke rumah sakit untuk melihat kakanya. Melihat Phai datang dengan wajah seperti itu lagi (maksudnya wajah terluka karena berkelahi), ibunya sampai sudah tidak bisa berkata apa-apa lagi. Di saat kakaknya terkena musibah seperti ini yang dilakukan Phai hanyalah berkelahi. Ibunya menangis sambil memohon Phai untuk berhenti (maksudnya untuk tidak berkelahi lagi).

Setelah kejadian itu, suatu malam Phai bermimpi melihat ibunya menangis di depan pusara yang bertuliskan namanya. Karena mimpi itu akhirnya Phai memutuskan untuk menjadi biksu selama libur akhir semester. Ia ingin menenangkan dan memperbaiki dirinya. Setelah menjalani kehidupan sebagai biksu pun Phai masih didatangi oleh siswa itu dan teman-temannya dan memukulinya, namun Phai tidak membalas tindakan mereka seperti sebelumnya. Sepertinya Phai benar-benar ingin berubah.

Sumpah sebenarnya gue juga capek melihat adegan perkelahian mereka tuh. Perasaan gue gak habis-habis gitu. Bolak balik berantem, bolak balik wajah babak belur, kemudian masih aja diulangi. Frustrasi juga gue melihatnya. Untung akhirnya Phai tobat. Ckckckck..

Phai memang tobat dari dunia perkelahian, tapi masalahnya gak berakhir di situ. Ketika di kelas 6 Phai mengalami masalah yang lebih kompleks lagi. Suatu malam setelah mengetahui bahwa Sprite ternyata sudah mempunyai pacar padahal ia baru berniat untuk mengajak Sprite menjalin hubungan kembali (telat Phai, telat!!), Phai minum-minum bersama dengan genk rambut pendek di diskotik, Di sana ia dikenalkan dengan seorang gadis oleh temannya. Gadis itu bernama Fern. Setelah minum-minum bersama Fern malam itu, keduanya menghabiskan satu malam bersama di Hotel. Namun setelah kejadian itu, keduanya sepakat untuk berpisah dengan baik-baik.

Namun, siapa sangka karena kejadian malam itu ternyata Fern hamil. Fern datang menemui Phai dan mengatakan semuanya. Fern yakin bahwa yang ia kandung adalah anak Phai karena ia tidak pernah berhubungan seks dengan orang lain selain Phai. Walau pun juga terkejut mendengar kabar dari Fern, ia berusaha tetap tenang dan menenangkan Fern bahwa bagaimana pun ia akan bertanggungjawab. Setelah banyak berpikir, akhirnya Phai memutuskan untuk menjaga anak itu. Phai berencana untuk bertanggung jawab atas Fern dan bayinya. Ia akan berbicara kepada kedua orang tuanya dan mulai mencari pekerjaan, namun Fern tidak setuju. Ia senang mendengar apa yang diucapkan oleh Phai, tapi ia tidak bisa memilih untuk melahirkan bayi tersebut karena ia mempunyai mimpi. Ia sudah diterima di universitas favoritnya di jurusan kedokteran hewan. Kedua orang tuanya sangat bahagia mendengar itu dan Fern tidak ingin mimpinya berakhir begitu saja. Ia juga mengatakan bahwa Phai harus hidup untuk mengejar mimpinya juga. Fern menyarankan untuk melakukan aborsi.

Phai yang berencana untuk bertanggungjawab atas Fern dan bayinya

Phai awalnya ragu untuk membirakan Fern melakukan aborsi karena hal itu bisa membahayakan hidupnya, namun Fern tetap meyakinkan Phai bahwa ia akan baik-baik saja. Akhirnya Phai menyetujui saran Fern, ia ingin menghormati pilihan Fern dan ia bersedia untuk mendampingi Fern. Phai takut terjadi sesuatu kepada Fern jika melakukannya seorang diri. Akhirnya keduanya memutuskan bertemu di hotel. Fern sudah membawa obat yang akan ia minum, Phai terus berada di sisi Fern setelah ia meminum obat itu. Setelah obat itu beraksi pada tubuh Fern, Fern mulai mengeluarkan banyak darah. Fern minta diangkat ke kamar mandi, darah yang keluar dari tubuh Fern semakin banyak sampai akhirnya Fern berhasil mengeluarkan janinnya dan kemudian pingsan. Phai yang panik membawa Fern ke rumah sakit. Di rumah sakit kedua orang tua Fern datang. Ayahnya langsung memukul Phai dan memarahi Phai karena membiarkan anaknya melakukan hal yang dapat membahayakan nyawanya. Ayahnya juga mengatakan bahwa apakah mereka tidak berpikir tentang akibat yang akan mereka terima seperti ini sebelum mereka melakukannya dulu. Phai hanya bisa menangis dan meminta maaf lalu pergi meninggalkan rumah sakit. Phai kembali ke hotel untuk membersihkan darah yang tersisa di kamar mandi. Di toilet Phai melihat sisa-sisa darah Fern dan juga janin itu. Kemudian dengan tangan gemetar Phai menekan tombol air dan tangisnya pun pecah.

Hiiiiiiiii mengerikan sekali kisah yang dialami Phai ini. Pelajaran nyata dari bahayanya hubungan seks bebas. Semoga bisa kalian camkan untuk jadi pelajaran yang sangat berharga ya, Guys!

-DAO & KOI-
Dao adalah gadis lugu, ceria, dan sangat imajinatif. Dao sangat senang menulis. Karena sifatnya yang imajinatif, Dao mulai menulis cerita fiktif di blognya. Teman-temannya yang membaca blognya sangat senang dengan cerita-cerita fiktif yang Dao buat. Di kelas Dao berteman dengan Koi dan Elle, namun Dao lebih dekat dengan Koi karena mereka duduk bersebelahan.

Di balik sikapnya yang ceria, ternyata Dao hidup dengan didikan ibunya yang sangat ketat. Ibu Dao adalah tipe orang tua yang sangat ketat dan kaku. Dao harus menuruti setiap yang dikatakan oleh ibunya. Bahkan untuk mengikuti les minat dan bakat, ibunya sudah menentukan apa yang harus diikuti oleh Dao tanpa bertanaya dahulu apa yang sebenarnya diinginkan oleh Dao. Dao juga tidak bisa bebas pergi ke tempat yang diinginkannya karena pasti ibunya tidak akan mengizinkan.

Karena hidupnya terus menerus dikekang oleh ibunya, Dao tumbuh jadi gadis yang lugu dan polos. Suatu hari ia mengenal seorang siswa di tempat les bahasa Inggris. Sebelumnya Dao belum pernah berpacaran, jadi ketika siswa ini mulai mendekatinya dan memberikan perhatian kepadanya Dao hanya merasa sangat senang. Sampai suatu ketika siswa ini mendekati Dao hanya karena mengingkan keperawanannya saja kemudian setelah itu menghilang tanpa jejak. Dao yang lugu dan polos merasa bingung dan takut kalau ia akan hamil karena telah melakukan hubungan seks. Dao semakin stress ketika ternyata periode haidnya tidak datang tepat waktu. Belakangan Dao bisa sedikit tenang karena akhirnya periode haidnya datang.

Setelah kejadian itu, Dao sedikit berubah, ia tidak lagi begitu ceria seperti sebelumnya, emosinya jadi sedikit tidak stabil, ia juga tidak begitu mendengarkan ibunya, bahkan Dao mulai mewarnai rambutnya (sebelumnya rambut Dao selalu hitam). Suatu ketika Dao berbohong kepada ibunya bahwa ia belajar dan menginap bersama Koi dan Elle di rumah Koi. Ternyata mereka pergi menonton konser di daerah yang cukup jauh dari Bangkok.

Di Kelas 5, Dao dan Koi semakin dekat. Mereka selalu terlihat bersama sampai mulai muncul rumor bahwa keduanya adalah pasangan lesbi. Awalnya keduanya tidak menghiraukan rumor tersebut, namun lama-lama keduanya mulai terpengaruh oleh rumor tersebut dan menjadi semakin dekat. Suatu hari Dao dan Koi sedang berada di Mal, saat itu Dao tanpa sengaja melihat Din (siswa yang menghilang setelah tidur bersama Dao). Setelah melihat Din, perasaan Dao menjadi sangat kacau ia meminta Koi menginap di rumahnya. Di rumahnya, Dao akhirnya menceritakan apa yang terjadi padanya dan Din kepada Koi. Koi menenangkan Dao bahwa saat ini Dao tidak perlu takut dan khawatir lagi karena ia punya Koi yang akan selalu bersamanya. Keduanya saling menatap, kemudian Dao bersandar di bahu Koi. Koi mulai terbawa suasana, ia mencium kening dan hidung Dao. Koi seperti bingung atas apa yang dilakukannya, namun kemudian ia mulai mendekatkan bibirnya ke bibir Dao begitu pun sebaliknya. Setelah itu Koi sedikit menjauh dari Dao, ia semakin bingung dengan yang dilakukannya, tapi ia seperti menyukai dan menikmati hal itu. Kemudian Dao mendekat dan memeluk Koi seraya berterima kasih karena telah menemaninya.

Setelah kejadian itu, keduanya mulai bersikap seperti pasangan. Teman-temannya di sekolah juga mulai curiga. Sampai ada salah satu teman mereka yang terus-menerus mengejek kalau mereka terlihat seperti pasangan lesbi. Dao yang hilang kesabaran, memukul temannya itu dengan salah satu alat musik ketika mereka sedang berada di ruang musik dan  menyebabkan temannya itu terluka. Puncaknya ketika temannya itu melihat foto mereka berdua di mana Dao mencium pipi Koi dan menyebarkan foto itu di seluruh sekolah. Dao yang mengetahui itu sangat marah kepada temannya itu, keduanya pun berkelahi. Akibatnya, ibu Dao dipanggil ke sekolah untuk kedua kalinya setelah kejadian Dao memukul temannya itu. Di ruang BP Dao ditanyai oleh ibu temannya itu jika memang semua foto yang disebarkan itu tidak benar, Dao seharusnya tidak perlu marah dan berkelahi dengan anaknya. Dao merasa terdesak, ia tidak bisa mengatakan bahwa ia memang menyukai Koi. Akhirnya Dao berkata bahwa ia tidak seperti itu (maksudnya bahwa ia tidak menyukai Koi). Ternyata Koi mendengar itu semua dari luar.

Ketika selebaran foto Dao dan Koi tersebar di sekolah

Setelah itu Dao pulang ke rumah bersama ibunya. Sesampainya di rumah ibunya memarahi Dao karena telah membuat masalah. Dao yang saat itu emosinya masih belum stabil akhirnya mencapai puncaknya. Ia mulai memberontak dan meluapkan semua emosinya yang selama ini merasa terkekang dengan apa yang dilakukan oleh ibunya. Dao berteriak dan melempar semua barang yang ada di dekatnya di depan ayah dan ibunya. Setelah emosinya sedikit mereda Dao hanya bisa menangis.

Setelah Koi menengar Dao tidak mengakui bahwa ia dan Koi saling menyukai, Koi merasa kecewa dengan Dao. Ia merasa hanya ia yang menyukai Dao. Koi mulai menjauhi Dao dan hubungan keduanya pun merenggang. Saat hubungan keduanya merenggang, Koi mulai didekati oleh laki-laki. Ia yang ingin melupakan Dao akhirnya mencoba menjalani hubungan dengan laki-laki itu, namun hubungan mereka tidak bertahan lama. Sampai suatu hari Koi bertemu dengan Net yang telah membantu ayahnya ketika kaki ayahnya kram saat sedang jogging bersamanya. Ternyata Net juga bersekolah di SMA Nadao. Suatu saat mereka beretemu di kantin dan makan bersama. Sejak saat itu keduanya mulai akrab. Net sepertinya menyukai Koi, beberapa kali ia ingin mengungkapkan perasaannya kepada Koi, namun masih tidak yakin. Sampai akhirnya ia memberanikan diri mengungkapkan perasaannya kepada Koi dan akhirnya keduanya mulai menjalin hubungan.

Hubungan Koi dengan Net sebenarnya baik-baik saja. Bahkan gue suka sekali melihat mereka bersama. Tapi ternyata, Koi masih memiliki perasaan kepada Dao. Net yang mengetahui bahwa perasaan Koi masih sepenuhnya untuk Dao, akhirnya berusaha merelakan Koi. Koi juga berterima kasih kepada Net karena telah menjadi pacar yang baik bagi dirinya, hanya saja hatinya tetap tidak bisa membohongi perasaanya yang hanya untuk Dao. Keduanya pun berpisah.

Setelah Koi mulai menjauhinya, mereka berdua tidak pernah berbicara lagi sampai kelas 6. Dao mulai menulis lagi dan ia menuliskan kisahnya dengan Koi. Suatu hari ibunya membaca novel yang ditulis Dao di kamarnya, akhirnya ibunya mengetahui semua kisah Dao dengan Koi dan bahawa Dao mempunyai bakat di dunia menulis. Akhirnya ibu Dao memberikan izin kepada Dao untuk menemui Koi lagi dan berjanji akan mendukung apa pun yang diinginkan Dao.

Setelah Dao mendapat izin dari ibunya dan Koi putus dari Net, keduanya memulai hubungan lagi. Namun semua tidak selalu berjalan lancar seperti keinginan mereka. Koi jadi lebih sensitif setiap kali melihat Dao berinteraksi dengan laki-laki. Koi takut Dao kembali menyukai laki-laki. Masalah lain muncul dari ayah Koi. Koi berkata kepada ayahnya bahwa ia menyukai Dao dan ayahnya tidak mempermasalahkan itu. Namun ketika Koi berkata ingin berkuliah di tempat yang sama dengan Dao dan tinggal di asrama, ayahnya mulai menentang hal itu. Ayah Koi selama ini sangat dekat dengan Koi dan tidak bisa membiarkannya pergi. ayah Koi juga tidak mengira bahwa Koi akan seserius ini dengan Dao. Namun belakangan akhirnya ayah Koi mulai dapat menerima, ayahnya memberikan kebebasan untuk Koi memilih yang terbaik baginya, soal pendidikan atau pun soal hubungannya.

Kisah Dao dan Koi akan mengakhiri tulisan gue di post kedua ini. Akhirnya gue merampungkan kisah-kisah dari HTS musim pertama dan kedua. Gue gak menyangka kalau ternyata post kedua ini akan sepanjang ini, jadi gue memutuskan untuk menceritakan kisah dari HTS musim ketiga di post yang berbeda. Kalau gue paksakan menceritakannya di sini, sepertinya akan terlalu panjang. Ini saja sudah membuat gue pusing ketika mengedit karena saking panjangnya hahaha. Jadi, sampai bertemu di post selanjutnya! :)

Sumber gambar:
Poster Karakter HTS 3: http://pakrsuhaa.blogspot.com 
Poster HTS 1: https://id.wikipedia.org 
Poster HTS 2: https://www.pinterest.com 
Potongan adegan: kamaljelekk.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar