Sabtu, 24 April 2021

나의 피, 땀, 눈물 | My Blood, Sweat, and Tears

Tanpa terasa sudah satu tahun lebih kita hidup bersama pandemi. Sudah satu tahun lebih juga sejak terakhir kali gue mudik. Betul. Selama satu tahun lebih pandemi ini gue 'terjebak' di Jogja. Lebih tepatnya, gue terjebak di Jogja bersama pandemi dan....... tesis.

Sungguh satu tahun perjalanan yang sama sekali gak akan bisa gue lupakan. Januari 2020, terakhir kali gue mudik. Ketika itu, gue pulang ke rumah sekitar satu minggu. Pulang yang sama sekali gak gue rencanakan. Bahkan gue gak kasih kabar ke orang-orang di rumah. Alhasil ketika gue sampai rumah, sama sekali gak ada orang di rumah karena hari itu bertepatan dengan hari meninggalnya adik kakek gue. Semua orang rumah takziah ke rumah almarhum. Gue? Akhirnya numpang di rumah tetangga. Numpang mandi, istirahat sambil nunggu orang-orang rumah pulang. Haha.

Masih Januari 2020. Setelah gue kembali ke Jogja dari mudik satu minggu, gue mulai bertekad untuk fokus mengerjakan tesis. Ketika itu, progres tesis gue baru di tahap acc judul. Sebenarnya acc judul dari dosen pembimbing sudah dari Oktober 2019, namun proposal tesis sama sekali belum gue garap sampai sudah ganti tahun jadi 2020. Ada satu dua hal yang membuat gue belum bisa fokus untuk mengerjakan tesis di semester ganjil 2019 saat itu. Makanya, ketika tahun sudah berganti 2020, semester pun sudah berganti genap, ditambah sudah healing sejenak dengan mudik satu minggu, akhirnya gue memutuskan untuk mulai fokus mengerjakan tesis.

Februari 2020. Gue mulai bimbingan lagi dengan dosen pembimbing untuk proposal tesis. Dari awal gue mengajukan judul tesis, sampai akhirnya dapat dosen pembimbing, gue sudah tahu kalau perjalanan ini gak akan mudah. Gue dapat dosen pembimbing killer. Tapi ya sudah lah, bismillah aja. Haha.

Maret 2020. Di tengah-tengah semangat gue mengerjakan proposal tesis dan terus bimbingan dengan dosen pembimbing supaya dapat acc seminar proposal, mimpi buruk itu datang. Perjalanan panjang lain bernama pandemi dimulai. Gue mulai khawatir, bagaimana nasib proposal tesis gue? Bagaimana kalau nanti bimbingan dengan dosen pembimbing jadi online? Apakah dosen pembimbing nanti akan sulit dihubungi ketika bimbingannya online? Dan banyak kekhawatiran lain. Tapi lagi-lagi gue cuma bisa, ya sudah lah bismillah aja.

Bismillah jilid 2 gue wuehehe

Buat intermeso aja. Dari zaman skripsi dulu sampe sekarang tesis, prinsip gue dalam mengerjakan tugas akhir ini cuma satu. Yang penting, bismillah. Itu lah kenapa gue buat nama folder tesis di laptop dengan 'bismillah jilid 2'. Folder skripsi dulu juga gua namain dengan folder 'bismillah'. Hehehe.

Setelah beradaptasi dengan pandemi, gue mencoba untuk kembali fokus mengerjakan tesis. Dan ternyata, kekhawatiran-kekhawatiran gue tadi gak ada yang benar-benar terjadi. Alhamdulillah biar pun killer (hehe), dosen pembimbing gue kooperatif sekali. Beliau mau ditemui langsung untuk bimbingan tatap muka. Beliau juga selalu stand by di kampus, jadi kalau gue mau bimbingan tinggal janjian di kampus aja. Ini salah satu yang paling gue syukuri bisa dibimbing oleh beliau. 

April 2020. Gue akhirnya seminar proposal, pastinya setelah melewati bimbingan yang cukup 'mengasyikkan' dengan dosen pembimbing sampai akhirnya bisa dapat tanda tangan acc dari beliau. Haha. Mungkin gue jadi mahasiswa pertama di prodi yang seminar proposal di masa pandemi. Makanya, ketika itu sistem seminar proposal online gue sederhana banget. Gue hanya diminta oleh staf prodi untuk mengirim soft file proposal tesis gue ke dosen penguji melalui email, lalu dosen penguji akan kasih masukan balik ke gue. Jadi, seperti bimbingan online aja sih kalau menurut gue. Mungkin karena ketika itu masih di masa transisi dari 'apa-apa yang luring' jadi 'harus serba daring'. Platform seperti Zoom, Google Meet, atau Microsoft Teams juga belum begitu marak digunakan karena semuanya masih terasa baru, setidaknya bagi staf di prodi gue waktu itu.

Lepas seminar proposal, gue bimbingan lagi dengan dosen pembimbing sampai revisi proposal gue dapat tanda tangan acc untuk mulai penelitian. Bimbingan revisi proposal yang 'mengasyikkan' pun dimulai. Dua bulan gue terseok-seok sampai ahirnya revisi proposal gue disetujui dosen pembimbing untuk memulai penelitian.

Juni 2020. Gue mulai penelitian, lebih tepatnya mulai mengerjakan Bab IV yang isinya pembahasan dari penelitian gue. Mengerjakan Bab IV ini benar-benar banyak menyita waktu gue. Mengerjakan Bab IV ini juga banyak sekali godaan yang datang kepada gue. Godaan paling besar adalah MALAS. Apalagi yang harus dilawan dari malas ini adalah diri gue sendiri. Pernah dengar gak kalimat 'musuh paling besar dan susah dilawan adalah diri kita sendiri'? Gue sepakat sekali. Hasilnya, gue menghabiskan waktu empat bulan sendiri untuk mengerjakan Bab IV sampai dengan menyelesaikan draft tesis full bab gue. Haha. Jangan ditiru ya!

Oktober 2020. Draft tesis full bab selesai dan gue pun mulai bimbingan lagi dengan dosen pembimbing. Perjalanan panjang bimbingan yang 'mengasyikkan' pun dimulai. Hahaha. Sistem bimbingan gue dengan dosen pembimbing adalah gue mengumpulkan draf terlebih dahulu kepada beliau maksimal H-2 sebelum bimbingan supaya draf gue bisa dibaca dan dikoreksi. Baru di hari bimbingan, beliau akan 'menguji' gue. Percaya gak percaya, setiap kali bimbingan dengan dosen pembimbing, rasanya gue seperti lagi simulasi ujian. Gue juga selalu gugup dan cemas berlebihan di hari bimbingan. Bahkan saking gugupnya, sering kali gue gak bisa makan apa pun sebelum bimbingan. Padahal waktu bimbingan gue dengan dosen pembimbing biasanya selalu siang.

Saksi bisu perjalanan bimbingan 'mengasyikkan' gue wkwk

Butuh tiga bulan waktu yang gue habiskan untuk bimbingan 'mengasyikkan' dengan dosen pembimbing sampai akhirnya dapat tanda tangan acc seminar hasil. Kalau mengingat-ingat tiga bulan itu, banyak sekali jatuh bangun yang gue alami. Mulai dari drama gugup dan gangguan cemas setiap bimbingan, belum lagi sensasi rasa diuji mental dengan dosen pembimbing. Gue bahkan pernah nangis di jalan pulang ke kosan setelah bimbingan dengan dosen pembimbing saking frustrasinya karena draf tesis gue masih juga belum dapat acc. Di tengah-tengah hectic mengerjakan tesis, pernah juga tiba-tiba flashdisk gue kena virus dan hilang data-datanya. Bahkan drama data di flashdisk hilang gara-gara virus ini gak hanya sekali, tapi sampai dua kali. Astaghfirullah.

Tapi di antara momen-momen jatuh itu, ada juga sih momen bangun bagi gue. Itu adalah ketika gue dapat kabar kalau artikel yang gue 'iseng' submit di salah satu jurnal nasional ternyata lolos terbit. Bahagia sekali gue waktu itu tulisan pertama gue lolos di jurnal nasional, ya walaupun terbitnya masih di tahun 2022. Kebahagiaan lainnya adalah tulisan kedua yang gue submit di jurnal nasional lain juga lolos dan akan terbit di bulan Maret 2021. Sujud syukur sekali gue. Alhamdulillah. Hehehe.

Februari 2021, akhirnya gue seminar hasil juga. Seminar hasil gue sistemnya online lewat Microsoft Teams. Di bagi dua sesi karena ada satu dosen yang gak bisa ikut di jadwal seharusnya (jam 10 pagi). Setelah diuji satu dosen penguji, 'PR' untuk tesis gue agak banyak. Begitu dosen penguji keluar dari room meeting, dosen pembimbing gue langsung bilang "bimbingan setelah seminar tesis ini bakal agak panjang". Gue cuma bisa pasrah aja.

Siapa yang seminar hasil di jam 20.54???? ㅠㅠ

Masih di hari yang sama dengan hari seminar hasil. Malamnya, sekitar jam 8 lebih tiba-tiba ada chat dari staf prodi yang bilang kalau malam ini seminar hasil dengan satu dosen yang tadi siang tidak bisa hadir. Gue kaget dong karena infonya dadakan sekali. Staf prodi cuma bilang maaf lupa ngasih tau gue sebelumnya. Astaghfirullah! Masih gemetaran dengan kaki lemas, gue langsung buka laptop, pake baju seadanya, dan masuk ke room meeting. Jadilah, malam itu jam 20.54 gue diuji seminar hasil untuk kedua kalinya. Hahahahahaha. Cuma bisa ketawa aja gue setelah selesai diuji. Menertawakan semua situasi yang gue hadapi waktu itu.

Seperti yang dosen pembimbing gue bilang, bimbingan revisi hasil penelitian yang 'mengasyikkan' dimulai lagi. Selama Februari-Maret 2021 gue benar-benar fokus merevisi hasil penelitian supaya bisa dapat tanda tangan acc untuk ujian tesis dan bisa ujian sebelum bulan puasa. Di hari terakhir bimbingan sebelum dapat tanda tangan acc ujian tesis dari dosen pembimbing, dosen pembimbing bilang ke gue untuk menghadap dosen penguji yang ketika seminar hasil ngasih gue 'PR' agak banyak. Gue diminta untuk berusaha 'memahamkan' beliau tentang inti dari hasil penelitian gue. Kalau gue berhasil 'memahamkan' dosen penguji itu, maka gue bisa langsung mendaftar untuk ujian. Waktu itu gue cuma membatin, "Ya Allah, sudah dapat tanda tangan acc, tinggal daftar ujian aja kok masih dapat tantangan untuk 'memahamkan' dosen penguji sih..". Tapi kalau gak begitu, cerita perjalanan ini gak akan cukup menantang dan cukup menghibur untuk dikenang. Ya, kan? Hahahaha.

Akhir Maret 2021. Gue kerja lembur bagai kuda untuk menyelesaikan tantangan terakhir dari dosen pembimbing sampai akhirnya bisa mendaftar ujian tesis. Bulan Maret 2021 ini gue rasa benar-benar menjadi puncak dari perjalanan panjang ini. Selama satu tahun gue menjalani ini semua, sadar gak sadar gue sudah mengalami yang namanya stres. Percaya gak percaya juga, selama empat bulan belakangan ini berat badan gue turun sampai 10 kg. Salah satunya gue yakin karena pengaruh stres yang gue alami ini. Stres-stres yang gue alami itu terus menumpuk dan mencapai puncaknya ketika periode haid gue di bulan Maret 2021. Periode haid gue bulan Maret 2021 lalu bisa sampai 15 hari. Ini benar-benar di luar kebiasaan periode gue yang biasanya cuma sekitar 7-8 hari aja. Gue sampai bingung dan terheran-heran. Lalu ajaibnya, haid gue benar-benar berhenti satu hari sebelum hari ujian tesis. Seolah-olah semua stres yang sudah menumpuk di dalam diri gue ini bersekongkol, "Ayo kita buat Kamal stres sampai sebelum dia ujian, setelah itu baru kita pergi. Hahaha". Ada-ada aja!

Sampai lah pada April 2021. Tepatnya tanggal 7 April 2021. GUE UJIAN TESIS! Benar-benar tepat satu tahun setelah seminar proposal gue di April 2020 lalu. Benar-benar satu tahun perjalanan tesis yang penuh haha hihi di tengah pandemi. Seperti judul lagu BTS: 피 땀 눈물, perjalanan satu tahun ini pun merupakan 피 땀 눈물 bagi gue. Darah, keringat, dan air mata gue semua terkumpul jadi satu dalam satu tahun perjalanan ini. Bertahan di tengah pandemi untuk bisa sampai kepada ini:

나의 피, 땀, 눈물 :'))

Sekian!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar