Sabtu, 23 Mei 2020

Belajar dari Hormones The Series: The Last Stories

Sudah baca cerita sebelumnya? Baca dulu, gih! Baru kesini wkwkwk..

Peringatan! Beberapa konten mungkin mengandung informasi untuk usia 15 tahun ke atas, mohon kebijaksanaan pembaca.

Di post gue sebelumnya, cerita berakhir dengan kisah Dao dan Koi. Masih sama seperti post sebelumnya, gue akan menceritakan kisah mereka dalam masing-masing karakter. Post kali ini akan khusus menceritakan kisah masing-masing karakter yang terjadi di HTS musim ketiga sekaligus musim terakhir dari HTS. Mari menyimak!

Poster HTS Musim Ketiga


-NON-
Gue akan mulai dari kisah karakter Non. Seperti yang gue bilang pada pengenalan karakter, Non diceritakan sebagai anak yang punya kepribadian baik. Tapi, siapa sangka dari kepribadiannya yang baik itu lah masalah-masalah dalam hidup Non akan muncul. Non pertama kali muncul di HTS musim kedua sebagai junior yang ternyata berasal dari kota yang sama dengan Thee. Non pertama kali bertemu dengan Thee ketika mereka sedang berada di rumah makan. Setelah itu keduanya mulai akrab dan berteman. Pada dasarnya Non ini memang anak yang baik, Non bersikap baik hampir ke semua orang. Namun ternyata, sikap baik Non ini disalahartikan oleh Thee. Thee mengira Non baik hanya kepadanya karena Non memiliki perasaan kepadanya dan mengira Non juga gay seperti dirinya. Karena kesalahpahaman itu, hubungan Non dengan Thee menjadi canggung. 

Di musim ketiga, Non menjadi senior kelas 5. Karena sikapnya yang supel dan baik kepada semua orang, Non ditunjuk untuk menjadi Ketua OSIS SMA Nadao pada tahun itu. Pada awalnya, Non bukanlah kandidat calon ketua OSIS. Non hanya ikut sebagai anggota partai yang mendukung salah satu kandidat calon ketua OSIS, yaitu Boss. Boss memang diceritakan sebagai seorang siswa yang mempunyai visi misi untuk perubahan-perubahan di sekolah. Boss mengumpulkan siswa-siswa yang menurutnya dapat membantunya mewujudkan visi misinya dan Non menjadi salah satu dari siswa tersebut. Dalam persiapan pemilihan ketua OSIS, Non menunjukkan kinerja yang lebih dari pada Boss dalam hal menarik suara dari para siswa. Sikapnya yang supel juga membuat Non terlihat lebih mudah untuk berbaur dengan seluruh siswa di sekolah. Berbeda dengan sikap Boss yang seolah hanya mau bekerja sesuai dengan kehendaknya saja tanpa mau memikirkan pendapat dari orang lain. Hal itu membuat teman-temannya sesama anggota partai sepakat untuk mengganti kandidat calon ketua OSIS partai mereka dari yang semula Boss menjadi Non. Non semula tidak menginginkan hal tersebut, namun teman-temannya terus meyakinkannya bahwa jika ia yang menjadi kandidat calon ketua OSIS kemungkinan mereka akan memenangkan pemilihan jadi lebih besar, dengan demikian mereka bisa mewujudkan semua visi misi mereka untuk perubahan di sekolah. Akhirnya, Non pun setuju untuk menggantikan Boss menjadi kandidiat calon ketua osis setelah sebelumnya Boss menyetujui Non untuk menggantikannya.

Seperti yang dikatakan teman-teman seanggota partai mereka, Non akhirnya memenangkan pemilihan suara dan resmi menjadi Ketua OSIS SMA Nadao. Non bersama para anggota OSIS yang lain mulai berencana untuk melaksanakan program kerja mereka. Dalam perjalanannya sebagai ketua OSIS, Non mulai menghadapi banyak masalah. Beberapa kali Non berselisih dengan Boss. Sikap keduanya yang sangat berbeda membuat cara kerja keduanya dalam melaksanakan program kerja mereka juga berbeda. Beberapa kali Boss tidak setuju dengan cara kerja Non yang dianggapnya terlalu naif. Puncaknya, pada saat mereka sedang mengerjakan program kerja berupa Hari Olahraga SMA Nadao. Masalah-masalah lain akhirnya bermunculan. Mulai dari permasalahan internal yang terjadi di antara klub peserta Hari Olahraga sampai pada masalah pendanaan. Saat pelaksanaan Hari Olahraga terjadi perselisihan hebat antara Non dengan Boss karena Boss menganggap bahwa sikap Non terlalu baik dengan memberikan anggaran lebih bagi klub Jelly yang mengklaim bahwa kekurangan anggaran. Namun ternyata, anggaran yang telah diberikan kepada klub Jelly tidak digunakan sebagaimana mestinya. Non akhirnya mengakui kesalahannya, padahal itu juga karena Jelly yang sudah berbohong kepadanya. 

Pada hari itu juga terjadi kekacauan di lapangan basket saat tim First dengan Tim Sun sedang bertanding. First dan Sun berselisih karena suatu hal dan membuat keduanya bertanding dengan kasar selama permainan berlangsung. Pada saat hendak mengambil bola dari First, Sun terluka karena mendapat perlakukan kasar dari First. Hal itu langsung menimbulkan keributan di lapangan basket sehingga permainan terpaksa dihentikan. Non menyaksikan sendiri semua kekacauan tersebut dan itu semua mulai membuatnya tertekan.



Tidak sampai di situ saja, kekacauan juga terjadi di lapangan utama. Keempat tim penyorak sedang bersiap di tribun masing-masing. Ketua Tim Merah mengeluhkan tenda yang dibuat oleh Anggota OSIS untuk menutupi tim penyorak dari terik matahari menutupi dekorasi dari tribun yang sebelumnya sudah dipersiapkan oleh masing-masing tim. Sebelumnya sudah pernah terjadi masalah di Tim Merah karena perselisihan Ketua Tim Merah dengan para anggotanya. Namun, saat itu berhasil ditenangkan oleh Non. Saat kejadian tenda di tribun tersebut, Ketua Tim Merah menyalahkan Non yang sudah membuat para anggotanya tidak mau mendengarkannya (karena setelah Non yang membujuk para anggota Tim Merah sebelumnya, para anggota Tim Merah jadi lebih senang mendengarkan Non dari pada ketuanya). Pada saat Ketua Tim Merah berdebat dengan Non, salah satu anggota Tim Biru mulai menyalahkan Tim Merah karena masalah tenda tersebut. Tidak terima, Tim Merah menyebut bahwa Tim Biru seharusnya tidak usah bertingkah karena tim mereka lah yang pertama melakukan kecurangan (Tim Biru ini timnya Jelly). Semakin menjadi-jadi, Tim Biru malah ikut menyalahkan Tim Kuning yang juga melakukan kecurangan di pertandingan basket tadi (Tim Kuning timnya First). Perselisihan antar ketiga tim pun tak terelakkan. Tim Hijau yang merasa selama ini telah mengikuti aturan, namun malah harus ikut mengahadapi semua keribuatan ini akhirnya memilih untuk menyerah saja dan membubarkan timnya. Semua anggota tim hijau turun dari tribun dan akhirnya diikuti oleh anggota-anggota dari tim lain. Non dan anggota OSIS yang melihat itu langsung berusaha untuk mengehentikan para anggota yang mulai bubar, namun hasilnya nihil. Semua siswa sudah mulai meninggalkan lapangan.

Dalam situasi yang sedang kacau tersebut, Boss mendatangi Non dan malah memprovokasinya. Boss mengatakan bahwa Non akan semakin populer dan semua orang akan mengingat Ketua OSIS SMA Nadao tahun ini (karena kekacauan yang terjadi pada Hari Olahraga). Non yang sudah tertekan karena kekacauan yang terjadi akhirnya tidak mampu lagi menahan emosinya dan melampiaskannya dengan memukul Boss.

Waaah bener-bener emang si Boss ini ya, malah menambahkan bensin di tengah-tengah api. Gue  juga kalau jadi Non udah gedek banget asli! 

Baku hantam antara keduanya pun tak terelakkan. Semua anggota OSIS dan siswa yang masih tersisa di lapangan berusaha melerai keduanya. Sampai akhirnya Pak Niphon dan Kepala Sekolah datang menghentikan perkelahian tersebut. Kepala Sekolah sangat kecewa melihat semua kekacauan yang terjadi. Beliau tidak percaya untuk mengorganisir kegiatan seperti ini saja OSIS tidak bisa. Hari Olahraga yang harusnya menjadi kegiatan untuk meningkatkan solidaritas antar siswa malah menjadi ajang saling menyalahkan dan baku hantam seperti itu. Akhirnya Kepala Sekolah memutuskan untuk membatalkan pelaksanaan Hari Olahraga SMA Nadao.



Akibat semua kekacauan yang terjadi pada Hari Olahraga sampai akhirnya pelaksanaannya dibatalkan oleh Kepala Sekolah, Non mengundurkan diri dari jabatan Ketua OSIS. Non merasa bersalah dan bertanggung jawab atas semua masalah dan kekacauan yang terjadi. Anggota OSIS yang lain tidak setuju dan berusaha mencegah Non untuk berhenti, kecuali Boss. Boss berkata bahwa silakan saja jika Non akan berhenti menjadi Ketua OSIS, baik Non menjadi Ketua OSIS atau tidak dia akan tetap menjalankan program kerja sebagaimana yang mereka kampanyekan dulu. Ter yang mendengar semua ucapan Boss di saat anggota yang lain mencoba mencegah Non untuk berhenti tersebut menjadi sedikit emosi, namun Non segera menghentikan Ter. Akhirnya, Non tetap bersikukuh untuk berhenti jadi Ketua OSIS.

-PANG-
Kanompang yang lebih akrab dipanggil Pang ini pertama kali muncul di HTS musim kedua sebagai adik Pop. Di HTS musim kedua, Pang diceritakan sebagai anak yang ceria dan ekspresif. Pang menyukai Tar. Karena sikap ekspresifnya, Pang tidak segan-segan mengekspresikan rasa sukanya kepada Tar. Sampai akhirnya Tar melihat usaha Pang dan akhirnya keduanya mulai berpacaran. Pang sangat menyukai Tar, itu semua terlihat dari sikap manis Pang kepada Tar ketika keduanya menjalin hubungan. Hubungan keduanya pun baik baik saja, namun semuanya berubah ketika Pang mulai mencurigai hubungan Tar dengan Toei. Pang akhirnya mengetahui bahwa dahulu Tar pernah menyukai Toei. Ketika hubungan Tar dan Toei yang sempat merenggang sudah kembali baik-baik saja, Pang mulai gelisah. Pang takut Tar kembali menyukai Toei. 

Pada saat konser Valentine Day SMA Nadao, Pang menyiapkan kejutan untuk Tar. Pang muncul di panggung dan menyanyikan lagu untuk Tar ketika Tar sedang tampil bersama See Scape. Kehadiran Pang di tengah-tengah konser membuat suasana konser riuh. Semua penonton bersorak bersama melihat kejutan yang dibuat Pang untuk Tar. Pang terus bernyanyi di panggung dan berharap Tar akan tersentuh dengan kejutan yang ia berikan. Namun, apa yang terjadi selanjutnya sungguh diluar dugaan Pang. Ketika ia sedang bernyanyi di tengah-tengah panggung, tiba-tiba saja Tar berdiri dan turun dari panggung mengejar Toei yang saat itu meninggalkan tempat konser. Pang yang terkejut melihat apa yang barusan terjadi hanya bisa mematung di tengah-tengah panggung. Semua penonton yang ada di tempat konser tidak kalah terkejutnya dengan Pang. Pop yang juga ada di tempat konser dan melihat semua itu langsung naik ke atas panggung untuk menenangkan Pang.

Setelah kejadian itu, Pang menenangkan diri di kelas. Saat itu lah Tar datang ke kelas untuk meminta maaf kepadanya dan untuk mengakhiri hubungan mereka. Pang yang tak kuasa menahan tangisnya memohon Tar untuk kembali bersama dengannya. Bahkan Pang yang merasa putus asa, mulai melepaskan bajunya dan mencium Tar. Seperti yang gue ceritakan di bagian Tar, saking putus asanya Pang sampai rela mau memberikan keperawanannya kepada Tar agar mereka bisa kembali bersama, namun Tar tetap pada putusannya untuk mengakhiri hubungan itu dan akhirnya pergi meninggalkan Pang sendiri di kelas. Pang hanya bisa menangis sejadi-jadinya melihat Tar menolaknya dan pergi meninggalkannya.

Di musim ketiga, kita akan melihat perubahan sikap Pang. Pang yang dahulu penuh semangat, ceria, dan ekspresif, tidak akan kita lihat lagi di musim ketiga. Sebagian besar perubahan sikap Pang terjadi setelah kejadian di konser Valentine Day itu. Di musim ketiga ini, karakter Pang akan digambarkan sebagai karakter yang lebih dewasa dibandingkan ketika di musim kedua. Mungkin karena di musim ketiga ini diceritakan Pang sudah menjadi senior kelas 5 (kelas XI). 

Pang berteman dengan Oil dari kelas 4. Mereka teman sekelas dan sebangku. Bisa dibilang Oil adalah sahabat Pang. Saat mereka kelas 5, rumor tentang Pang mulai muncul. Rumor yang tersebar adalah bahwa Pang berhubungan seks di kelas dengan seorang siswa pada saat Hari Valintine tahun lalu. Rumor ini merujuk pada kejadian di kelas setelah konser Valentine Day itu. Saat Pang dan Tar di kelas. Pang yang selama ini sudah berusaha untuk melanjutkan kembali hidupnya dengan hidup lebih baik selepas kejadian yang menimpa hubungannya dengan Tar saat itu, kembali terganggu dengan rumor yang tersebar itu. Pang sangat gelisah dan tertekan. Bahkan Pang sampai memberanikan diri untuk menghubungi Tar kembali demi mencari tahu siapa yang mulai menyebarkan rumor itu. Namun, Tar juga tidak tahu karena ia tidak pernah membicarakan kejadian itu kepada siapa pun termasuk ke sahabat-sahabat dekatnya. Belakangan, Pang diberitahu oleh Tar tentang kejadian yang terjadi kepada Sprite karena ada yang memalsukan akun Facebooknya itu adalah ulah dari Oil. Karena hal itu, Pang mulai menaruh curiga kepada Oil.

Selama ini yang Pang ketahui tentang Oil adalah bahwa dia bukan berasal dari Bangkok dan tinggal sendiri di sebuah apartemen, namun sebenarnya Pang juga belum pernah ke apartemen yang ditinggali oleh Oil. Ketika Pang mengajak Oil untuk menginap di apartemen miliknya, Oil selalu menolak dan beralasan. Sampai akhirnya Pang mengetahui bahwa Oil ternyata tinggal di Bangkok dan rumahnya adalah sebuah ruko apotek. Pang semakin tidak mempercayai Oil. Ia tidak pernah menyangka bahwa Oil selama ini berbohong. Padahal selama ini ia selalu menganggap Oil sebagai sahabatnya dan selalu berbagi keluh kesah bersama dengannya.



Puncak kekecewaan Pang kepada Oil adalah saat akhirnya ia yakin bahwa yang menyebarkan rumor tentangnya itu adalah Oil dan bahwa Oil juga berbohong tentang penyakitnya. Saat itu di kantin sekolah, Pang mengajak Oil makan siang bersama. Di sini Pang kelihatan sekali sudah menahan amarah dan kekesalannya kepada Oil yang telah memobohonginya. Pada saat anak-anak lain yang juga akan makan siang, Pang sengaja mengajak mereka untuk bergabung di meja yang sama. Di sana ada First, Non, Pala, ZomZom dan teman-temannya. Pang sengaja memancing-mancing Oil untuk mengatakan yang sebenarnya, namun Oil masih saja berusaha tidak tahu menahu. Sampai akhirnya Pang sudah tidak tahan lagi dan mulai membeberkan semua kebohongan Oil. Mulai dari Oil yang menyebarkan rumor tentangnya, Oil yang bukan dari luar Bangkok dan tinggal sendiri di apartemen, Oil yang memalsukan akun Facebook Sprite. Merasa terdesak, tiba-tiba Oil kejang. Melihat Oil yang  pura-pura kejang, Pang semakin menjadi-jadi. Pang membentak Oil untuk menghentikan semua aktingnya. Semua siswa yang ada di kantin panik melihat Oil kejang-kejang, termasuk First, Non, dan Pala yang berada satu meja bersamanya. First berusaha menenangkan Oil, sementara Non dan Pala berusaha menghentikan Pang. Namun, Pang tidak berhenti di situ saja. Muak melihat Oil yang masih saja berpura-pura, Pang mengambil segenggam obat milik Oil yang ada di meja dan meminum semuanya. Semua siswa terperangah melihat apa yang dilakukan Pang. Non dan Pala berusaha menghentikan Pang menghabiskannya, namun Pang tetap menelan semua kapsul-kapsul itu. Setelah itu Pang membuka kapsul yang masih tersisa dan terlihat bahwa itu adalah kapsul kosong yang tidak berisi apa-apa. Semuanya kembali terperangah mendapati bahwa obat yang diminum Oil adalah obat palsu. Setelah semua itu, Oil masih berpura-pura kejang. Pang sudah tidak tahan lagi, akhirnya pergi meninggalkan kantin. Non mengejar Pang yang berlari ke toilet dan menunggu Pang keluar. Ketika Pang keluar ia menangis sejadi-jadinya, Non berusaha menenangkannya dengan menepuk pundak dan memeluknya.



Gue sepenuhnya memahami apa yang dilakukan oleh Pang. Mungkin sebagian orang ada yang berpikir Pang sudah keterlaluan karena membongkar semua kebohongan Oil di depan publik. Tapi, gue mengerti Pang melakukan itu karena dia benar-benar merasa sakit hati dan terkhianati dengan apa yang sudah dilakukan Oil kepadanya. Padahal selama ini Pang tulus berteman dengan Oil dan benar-benar memercayai Oil sebagai sahabatnya. Tapi, apa bahkan Oil sedikit pun pernah percaya kepada Pang? :(

Di musim ketiga plot cerita Pang memang lebih difokuskan kepada hubungan Pang dengan teman-temannya alih-alih hubungan percintaannya seperti di musim kedua. Mungkin alasanya karena kisah cintanya yang berakhir cukup menyakitkan di musim kedua yang akhirnya membawa perubahan pada karakter Pang di musim ketiga. Di musim ketiga jelas sekali kita lihat kalau Pang seperti masih mengalami trauma dengan hubungan percintaan. Itu lah kenapa walaupun Pang tahu Non menyukainya, ia tidak bisa membalas perasaan Non. Pang masih belum siap dengan semua konsekuensi yang akan ia hadapai jika memulai hubungan percintaan lagi. Eh tapi, di akhir musim ketiga Pang mulai memberanikan diri untuk membuka hatinya kepada Non. ^^

-OIL-
Sama seperti Pang, Oil muncul di HTS sejak musik kedua. Oil diceritakan sebagai seorang anak yang selalu merasa rendah diri, tidak percaya diri, dan tidak mudah bergaul dengan orang lain. Karena sifatnya yang seperti itu membuat Oil tidak mudah percaya kepada orang lain. Itu juga yang membuatnya tidak memiliki banyak teman. Orang yang mau berteman dengan Oil adalah Pang.

Oil tinggal dengan kedua orang tua, adik, dan juga neneknya. Cukup lengkap untuk disebut keluarga, namun sayangnya keluarga Oil tidak saling peduli satu sama lain. Orang tuanya saling acuh, bahkan kepada anak-anaknya juga. Di rumah Oil seperti tidak bebas mengekspresikan dirinya karena sikap orang tuanya yang seperti itu. Di rumah ia hanya dekat dan bisa terbuka dengan pembantunya. Mungkin hal itu yang membentuk Oil menjadi pribadi tertutup dengan segala sikap rendah dirinya itu.

Oil memang berteman dengan Pang, namun ia selalu merasa minder setiap kali bersama dengan Pang. Ia tidak berani mengungkapkan siapa dirinya atau menceritakan bagaimana keadaan keluarganya. Akhirnya, Oil mulai berbohong kepada Pang bahwa ia berasal dari luar Bangkok dan tinggal sendirian di sebuah apartemen.

Oil dengan kepribadian tertutupnya itu sebenarnya sangat menginginkan perhatian, namun caranya untuk mendapatkan perhatian yang salah. Saat Oil masih kelas 4, Oil sengaja memanfaatkan kepopuleran kakak kelasnya (Sprite) untuk mendapatkan perhatian. Oil yang mengetahui bahwa Sprite populer di sekolah mencoba memalsukan akun Sprite. Oil berpura-pura menjadi Sprite lewat akun Facebook palsu yang dibuatnya. Oil merasa senang berkomunikasi dengan banyak orang melalui akun Facebook palsu tersebut. Ia merasa puas karena berhasil mendapatkan perhatian dari orang lain dengan berpura-pura menjadi Sprite. Namun karena apa yang dilakukan oleh Oil itu, Sprite mengalami hal yang tidak menyenangkan, seperti yang sudah gue ceritakan pada bagian Sprite.

Tidak sampai di situ saja, saat kelas 5 Oil kembali berulah. Oil mulai menyebarkan rumor tentang Pang. Bagaimana Oil bisa tahu tentang kejadian itu? Ternyata dulu ketika Tar mendatangi Pang saat sedang bersama dengannya di kelas, Oil tidak benar-benar pergi setelah Tar datang. Rupanya Oil masih berada di depan kelas dan melihat semua kejadian yang terjadi antara Pang dan Tar. Itulah kenapa Oil bisa mengetahui kejadian itu. Oil memulai rumor tersebut karena ia merasa Pang menjadi penghalang antara ia dengan First. Oil dari awal memang menyukai First, namun ternyata awalnya First mendekati Oil untuk mencari tahu tentang Pang. Karena hal itu, Oil mulai merasa sebal dengan Pang. Walaupun pada akhirnya Oil dan First berpacaran, Oil masih tidak bisa memercayai kalau First sudah tidak menyukai Pang lagi. Makanya Oil merasa Pang menjadi pengalang bagi hubungannya dengan First. Oil takut First akan berhenti menyukainya dan kembali menyukai Pang.



Ketakutan Oil tentang First yang akan menyukai Pang lagi semakin besar. Walaupun setiap hari ia bersama dengan First, ketakutan itu masih terus saja menghantuinya. Sampai akhirnya Oil melakukan hal ekstrem hanya untuk mendapat perhatian dari First. Oil berpura-pura menderita epilepsi. Setiap kali ia merasa First tidak memperhatikannya lagi, ia akan berpura-pura penyakit epilepsinya kambuh. Dengan begitu, First akan terus menjaga dan memperhatikannya.

Sumpah gak habis pikir gue tuh sama Oil, bisa-bisanya memikirkan cara itu hanya untuk mendapatkan perhatian dari First. Apa salahnya sih percaya sama pasangan kalau memang dia itu tulus suka sama kita? Hadeeeeh..

Kebohongan Oil tentang penyakitnya itu pun menjadi kebohongannya yang terbesar karena bukan cuma First atau Pang saja yang dibohongi, tapi satu sekolah. Untuk meyakinkan skenario penyakitnya, Oil sampai memosting foto palsu seolah-olah dia rutin mengunjungi rumah sakit untuk berobat di media sosialnya. Oil juga bahkan sengaja mengonsumsi kapsul obat kosong untuk menunjukkan kalau dia minum obat rutin untuk penyakitnya tersebut. Usaha Oil untuk mendapatkan perhatian First memang berhasil. Mengetahui kondisi pacarnya yang seperti itu, First benar-benar memerhatikan Oil.

Namun, semua rencana Oil tidak bertahan lama. Seperti pepatah lama bilang, sepandai-pandai menyembunyikan bangkai, baunya akan tercium juga. Kebohongan demi kebohongan yang dilakukan oleh Oil akhirnya diketahui Pang. Puncaknya ketika semua kebohongannya dibongkar oleh Pang di kantin sekolah. Setelah kejadian itu, Oil merasa bersalah kepada Pang dan juga First. Oil memutuskan untuk bunuh diri, namun nyawanya masih terselamatkan karena ibu dan ayahnya cepat-cepat membawanya ke rumah sakit. Berita Oil bunuh diri segera didengar oleh Pang dan First. Pang yang masih merasa kecewa dengan Oil merasa Oil masih berpura-pura untuk bunuh diri untuk lari dari semua kesalahannya. Belakangan, akhirnya Pang akan mencoba membuka hatinya untuk memaafkan Oil.



Setelah Oil mencoba bunuh diri, Oil dan First mencoba memulai kembali hubungan mereka dari awal. Namun sikap First berubah, First menjadi sangat protektif kepada Oil, bahkan First sampai keluar dari klub lari agar bisa selalu menemani Oil. Oil tidak suka melihat First yang terlalu memaksakan diri merubah sikap hanya untuk dirinya. Oil sedih melihat First berubah menjadi bukan seperti diri First yang dulu. Pada akhirnya, Oil memutuskan untuk mengakhiri hubungannya dengan First karena ia tidak mau mereka berdua saling memaksakan diri dan berujung dengan saling menyakiti perasaan satu sama lain apabila mereka tetap bersama.

-JANE-
Jane muncul di musim kedua sebagai teman yang ditemui oleh Win di New York. Jane sudah tinggal di New York sejak umurnya 12 tahun. Kehidupan Jane di New York sepertinya sangat bebas. Di New York Jane adalah seorang pecandu narkoba dan Jane juga lah yang mulai mengenalkan narkoba kepada Win. Karakter Jane di musim kedua belum punya banyak plot cerita, tapi karakter Jane akan banyak berkembang di musim ketiga.

Di musim ketiga, Jane diceritakan kembali ke Thailand dan bersekolah di SMA Nadao. Ketika mulai bersekolah di SMA Nadao, Jane berada di kelas 5 dan sekelas dengan Pang, Sun, dan Oil. Gak disangka-sangka perkembangan karakter Jane di musim ketiga ini sangat signifikan. Jane yang kita kenal di musim kedua sebagai anak yang sepertinya memiliki kehidupan misterius dan sikapnya yang terlihat seperti gadis yang keras, di musim ketiga kita akan lihat karakter Jane yang lebih fresh. Mulai dari sikap Jane di kelas, dia gak segan-segan memberontak ke guru Bahasa Inggris yang salah dalam mengajar (Jane bisa dibilang native speaker karena lama tinggal di NY). Guru Bahasa Inggris yang gak mau disalah-salahi gak terima dan malah memarahi Jane yang mencoba menggurinya. Sikap Jane yang seperti ini sedikit mengingatkan kita dengan karakter Win ya wkwk.

Siapa sangka di balik sikapnya yang cuek dan ketus, diam-diam Jane menyimpan minat ke bidang musik. Hal itu disadari oleh guru musik merangkap penanggungjawab klub marching band sekolah mereka yang akhirnya menawarkan Jane untuk ikut bergabung dengan klub marching band menjadi mayoret. Awalnya Jane menolak karena merasa dirinya tidak berminat untuk menjadi mayoret, namun setelah diyakinkan oleh guru musik itu Jane akhirnya berani mencoba. Setiap hari Jane latihan  bersama anggota klub marching band dan dia pun menikmati kegiatannya di klub marching band. Namun, tak selamanya waktu latihan menyenangkan bagi Jane. Ada kalanya Jane merasa kesal karena beberapa anggota melewatkan ketukan dan itu sering kali membuat Jane lepas emosi dan tak segan-segan untuk menegur anggota yang salah. Gak ada yang salah dengan menegur teman yang melakukan kesalahan, namun yang salah adalah cara Jane melakukannya. Jane yang terbilang masih baru di klub marching band malah menegur rekan seklubnya dengan kasar. Hal itu membuat para anggota merasa risih dengan sikap Jane yang cetus dan kasar.



Suatu malam saat sedang berkumpul bersama teman-temannya di diskotek, Jane bertemu dengan teman lamanya, teman yang tahu kalau Jane pernah jadi pecandu narkoba. Teman itu memberikan obat-obatan sejensis narkoba kepada Jane dan akhirnya Jane meminumnya. Malam itu Jane berhalusinasi setelah meminum obat yang diberikan temannya itu. Ketika Jane berhalusinasi itu ada yang melihat dan merekamnya. Belakangan video Jane yang berhalusinasi itu tersebar di sekolah dan menjadi masalah bagi Jane.

Ketika Jane pulang ke rumah, ibu Jane sedang histeris mengetuk kamar Jane sambil memanggilnya. Ketika melihat Jane baru pulang, ibu Jane memarahinya karena pergi diam-diam. Sikap ibu Jane yang memarahi Jane ini sedikit tidak wajar. Belakangan diketahui bahwa ibu Jane mengalami gangguan kejiwaan karena adik Jane yang meninggal. Ibu Jane jadi terobsesi dengan Jane dan harus mengetahui setiap hal yang dilakukan oleh Jane. Keadaan ibunya yang seperti itu lah alasan Jane kembali ke Thailand.



Keadaan ibu Jane tidak kunjung membaik. Suatu malam Jane dan ibunya kembali berselisih. Jane yang sedang kalut karena masalah di sekolah tentang videonya yang tersebar ditambah harus menghadapi sikap ibunya yang seperti  itu memilih untuk kabur dari rumah. Jane pergi ke diskotek sendirian. Jane yang merasa kesepian akhirnya menghubungi Sun dan meminta untuk menjemputnya. Dengan Sun, Jane menceritakan semua kisahnya termasuk keadaan di keluarganya juga tentang kebenaran dari video yang tersebar di sekolah. Jane merasa lega karena Sun mau menjadi pendengarnya dan juga menghiburnya.



Walaupun tidak begitu dilihatkan, penonton mungkin bisa menyadari kalau ada sesuatu dalam hubungan Jane dan Sun. Mungkin bukan hubungan suka sama suka, atau belum. Mungkin baru sebatas hubungan saling nyaman satu sama lain yang juga bisa jadi awal dari hubungan suka sama suka hehehe.

-SUN-
Sama halnya dengan Jane, Sun juga muncul sejak musim kedua dan karakternya belum begitu terlihat. Di musim kedua, Sun hanya digambarkan sebagai teman sekelas Pang yang akhirnya menjadi anggota band sekolah See Scape sebagai vokalis. Di musim ketiga, karakter Sun mengalami perkembangan yang signifikan juga karena akhirnya diperlihatkan bagaimana karakter Sun sesungguhnya.

Di musim ketiga mulai diperlihatkan bahwa Sun adalah anak yang supel dan ramah. Sebagai vokalis See Scape, Sun juga cukup populer di kalangan para siswi. Dan yang mengejutkan adalah ternyata Sun juga playboy. Mungkin Sun tahu kalau dia populer, makanya dia juga suka tebar pesona haha..

Sun pernah mendekati dan merayu Mali yang merupakan adik tiri ZomZom. Mali yang masih kelas 4 dan polos, jadi target yang cukup mudah bagi Sun untuk didekati. Tidak perlu waktu lama, Sun berhasil membuat Mali mulai menyukainya. Bahkan Sun sudah berani mencuri cium bibir Mali. Tentu saja Sun kepada Mali tidak lah serius, hanya untuk bersenang-senang saja. Belakangan karena kedekatannya dengan Mali ini akan menjadi pemicu masalah sebagaimana yang gue singgung sedikit di bagian Non pada saat Hari Olahraga SMA Nadao ketika pertandingan basket.



Suatu hari saat sedang di Mal, Sun bertemu dengan seorang wanita dan mulai bermain mata dengan wanita itu. Akhirnya wanita itu mengajak Sun makan bersama. Setelah mulai mengobrol, wanita itu menawari "pekerjaan" kepada Sun. Pekerjaannya adalah untuk menjadi teman ngobrol dan menemani wanita-wanita kesepian alias jadi gigolo terselubung. Dengan iming-iming upah yang lumayan besar, Sun pun setuju untuk melakukannya. Sun melakukan "pekerjaan" itu hanya untuk menikmati uang hasil jerih payahnya sendiri tanpa tahu bahwa apa yang dilakukannya itu dapat membawa masalah baginya. Belakangan, apa yang dilakukan Sun ini akan diketahui oleh orang tuanya karena Sun yang ditemukan mabuk di tempat terjadinya pesta bersama dengan wanita-wanita pelanggannya dan dibawa ke kantor polisi. Orang tua Sun sangat tidak menyangka dan kecewa dengan apa yang telah dilakukan oleh Sun.



Dalam perkembangan karakternya, Sun memang diceritakan sebagai anak yang sering tebar pesona dan merayu siapa saja. Namun, kenyataanya Sun memiliki perasaan khusus pada Jane. Mungkin awalnya Sun tidak menyadarinya. Setelah kejadian yang menimpa Jane dan Jane yang mulai terbuka kepadanya dengan menceritakan semua kisah Jane kepadanya. Tanpa sadar Sun mulai merasa nyaman dengan Jane. Dan mungkin tanpa sadar juga Sun sudah menyukai Jane.

-BOSS-
Boss diceritakan sebagai anak yang cerdas, percaya diri, dan bervisi, namun juga perfeksionis dan karena sikap percaya dirinya itu terkadang ia selalu merasa dirinya benar. Karena sikapnya yang bervisi dan perfeksionis, Boss selalu melakukan pekerjaannya secara terencana. Namun kenyataannya, kadang dalam melakukan pekerjaan tidak selalu sesuai dengan rencana yang sudah ia tetapkan. Makanya sering kali Boss memiliki pendapat berbeda dari teman-temannya sesama anggota OSIS.

Sebenarnya cara pikir Boss ini kadang ada benarnya, namun cara dia menyampaikan kepada teman-temannya itu yang kadang salah. Jadi malah menimbulkan kesan kalau Boss tidak bisa berbaur dengan teman-temannya.



Boss sering berselisih dengan Non selama persiapan Hari Olahraga SMA Nadao. Cara pikir kedunya yang berbeda membuat perbedaan pendapat keduanya tak terelakkan. Ketika masalah soal pendanaan muncul karena Tim Jelly yang meminta tambahan dana kepada anggota OSIS, Boss dengan tegas menolak karena pembagian dana sudah dilakukan sesuai dengan aturan yang ditetapkan. Seharusnya dana yang sudah diberikan dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Pada akhirnya anggota OSIS yang lain sepakat dengan saran dari Non untuk memberikan dana tambahan kepada Tim Jelly dengan syarat uangnya harus dikembalikan pada pelaksanaan Hari Olahraga. Namun, kenyataannya Tim Jelly tidak bisa mengembalikan uang pada pelaksanaan Hari Olahraga dan masalah-masalah lain juga muncul di hari Pelaksanaan Hari Olahraga sampai akhirnya dibatalkan oleh Kepala Sekolah.

Melihat semua kekacauan yang terjadi di Pelaksanaan Olahraga sampai akhirnya dibatalkan, Boss merasa semua itu terjadi karena para anggota OSIS tidak pernah mau mendengar pendapatnya sejak awal. Setelah Kepala Sekolah membatalkan Hari Olahraga, Boss mendatangi Non seperti yang gue ceritakan di bagian Non. Maksudnya Boss ini mungkin mau menyampaikan kalau bisa saja jika pendapatnya dipertimbangkan dahulu, hasilnya tidak akan seperti ini. Sah-sah aja sebenarnya kalau mau menyampaikan itu, cuma cara Boss menyampaikannya kepada Non ini malah terkesan seperti memprovokasi. Dalam situasi yang lagi kacau dan kalut seperti itu juga, wajar saja akhirnya berakhir dengan baku hantam.



Menurut gue sebenarnya Boss ini anak yang polos dan naif. Dia hanya tau hal-hal yang pengin dia tau aja. Kepekaan emosinya juga agak kurang, makanya Boss terkesan seperti gak punya rasa simpati. Gue pernah bilang di pengenalan karakter kalau Boss ini karakternya 11 12 dengan Oil. Intinya karakter mereka ini bisa dibilang karakter yang tertutup dan cenderung kurang bisa menerima informasi dari luar. Mereka hanya percaya apa yang mereka percayai. Ini terlihat dari sikap Boss yang kadang merasa dirinya paling benar. Cuma yang membedakan karakter Boss dengan Oil adalah, Boss bisa lebih jujur pada dirinya sendiri. Kalau ia tidak suka maka ia akan bilang tidak. Sementara Oil gak bisa jujur dengan dirinya sendiri, akhirnya berbohong menjadi pilihan Oil untuk mengamuflase diri.

Saking polosnya Boss, dia pun bingung mendefinisikan arti perasaan yang sedang ia rasakan. Boss bahkan gak tahu kalau sebenarnya dia mulai mengembangkan perasaannya kepada Oil. Bahkan Oil sendiri dibuat bingung oleh perubahan sikap Boss di akhir musim ketiga. Padahal kalau menurut gue itu karena sebenarnya Boss mulai suka dengan Oil wkwkwk..

-FIRST-
First adalah anak yang periang, penuh semangat, dan humoris. First juga mudah bergaul dengan siapa saja karena ia selalu murah senyum. Namun, Sifatnya yang humoris juga menjadikan First punya sikap usil. Bahkan sikap usilnya ini sudah melekat dalam diri First, sehingga semua teman-temannya juga sudah memahaminya.

Namun, siapa sangka dibalik sikapnya yang periang dan usil itu First sebenarnya menyimpan luka di dalam dirinya. First dilahirkan sebagai anak tunggal dalam keluarganya. Sejak kecil ia selalu disayang oleh orang tuannya. Kenangan masa kecil First cukup indah sebenarnya, namun semua itu berubah ketika orang tuanya mulai sering bertengkar. Sekarang First hidup jauh dari kenangan masa kecilnya yang indah. Ia sering melihat orang tuanya bertengkar. Bahkan ia sering melihat ayahnya memukuli ibunya ketika mereka sedang bertengkar. Tidak ada lagi kasih sayang dan kehangatan yang diberikan oleh kedua orang tuanya di rumah.



Meski begitu, First tidak ingin orang lain tahu tentang masalahnya. Itulah akhirnya kenapa First bersikap sangat periang di luar dan sering bersikap usil kepada teman-temannya. Semata-mata untuk menenangkan hatinya dan mencari perhatian dari teman-temannya saja. Setidaknya First masih dapat menikmati kehidupan sekolahnya yang masih dianggapnya menyenangkan. First aktif di kegiatan klub lari sekolah. First juga memiliki hobi bermain game bersama teman-temannya. Setidaknya semua itu masih membuatnya merasa bahagia.

Pada awalnya First menyukai Pang. Suatu hari ia mulai mendekati Oil untuk mencari tahu tentang Pang. First banyak berkomunikasi dan kadang bertemu dengan Oil untuk bertanya tentang Pang. Tanpa sadar Oil mulai menyukai First, walaupun First masih belum tahu. Suatu hari keduanya bolos pelajaran karena saat itu First sedang kalut dengan permasalahan yang terjadi di rumah. First dan Oil pergi bersenang-senang bersama untuk melupakan semua masalahnya. Tanpa sadar keduanya menjadi lebih dekat. Oil mulai menceritakan semua kisahnya. Ternyata kisah masa kecil Oil dengan orang tuanya mirip dengan kisah First. Mereka sama sama punya kenangan masa kecil yang indah, tapi tidak untuk sekarang. Makanya First bisa bersimpati kepada Oil karena apa yang mereka alami serupa. Mendengarkan semua kisah Oil, First merasa mereka seperti berbagi nasib bersama. Semakin terbawa suasana, First mengajak Oil berpacaran. Oil yang memang sudah menyukai First dengan senang hati menerimanya. Akhirnya, keduanya mulai berpacaran.

Hubungan keduanya baik-baik saja, sampai saat kejadian Pang yang membongkar semua kebohongan Oil di kantin sekolah hubungan keduanya mulai bermasalah. First tidak percaya bahwa selama ini Oil sudah berbohong kepadanya. Namun, setelah kejadian itu Oil mencoba bunuh diri dan meninggalkan pesan lewat akun Facebooknya. Dari situ First mengetahui alasan bahwa Oil melakukan semua itu karena takut ia akan menyukai Pang lagi. First merasa sedih, bersalah dan ikut bertanggungjawab atas apa yang terjadi pada Oil. Karena itu, First mengajak Oil untuk memulai hubungan mereka dari awal lagi. Namun, rasa bersalah dan tanggungjawab yang dirasakan First atas apa yang menimpa Oil malah membuatnya menjadi protektif kepada Oil. Ia sampai keluar dari klub lari dan tidak pernah lagi berkumpul bersama temannya untuk bermain game. Ia berusaha untuk selalu menemani Oil karena takut Oil akan melakukan hal yang ia takutkan seperti sebelumnya. Oil yang melihat First bukan seperti First yang ia kenal dulu hanya karena apa yang terjadi pada dirinya ikut merasa bersalah. Oil tidak ingin melihat First berubah seperti itu. Akhirnya, Oil memutuskan untuk berpisah dengan First. Oil tidak ingin mereka berdua memaksakan tetap bersama kalau akhirnya akan saling menyakiti satu sama lain.



Dari hubungan First dan Oil ini kita tahu bahwa percuma saja kalau hubungan itu dibangun atas dasar rasa bersalah dan tanggung jawab yang dipaksakan. Dasar yang tidak kokoh itu akan menghasilkan hubungan yang rapuh dan tentu saja ada kemungkinan berakhir dengan saling menyakti satu sama lain. Deep enough..

-PALA-
Pala adalah anak yang cukup pendiam, lugu dan polos. Pala tinggal bersama dengan neneknya yang sangat over protektif. Awalnya gue pikir si nenek ini hanya nenek nenek yang mendidik cucunya dengan cara kolot, makanya kenapa jadi berlebihan sekali protektifnya kepada Pala. Namun ternyata, semua itu ada alasannya. Pala diceritakan sebagai anak yang menderita HIV. Sebagai penderita HIV hidup Pala harus bergantung pada obat seumur hidupnya. Itu lah kenapa nenek Pala sangat-sangat protektif kepadanya.

Pala menyembunyikan penyakitnya ini dari semua temannya. Mungkin itu yang jadi alasan kenapa sikapnya jadi pendiam. Namun, suatu saat Pala mulai menyukai ZomZom. Perlahan-lahan Pala  sedikit berubah setelah ia menyukai ZomZom. Sejak menyukai ZomZom Pala merasa ingin seperti anak-anak lainnya yang dapat menyukai seseorang dengan bebas. Ia ingin seperti orang orang biasa yang menjalin hubungan dan berkeluarga. Namun ketika Pala memberitahu kepada ZomZom bahwa ia menderita HIV, ZomZom sedikikit berubah. Pala mengira ZomZom merasa jijik padanya karena ia menderia HIV dan akhirnya menjauhinya. Karena hal itu Pala menjadi stress dan menghabiskan waktunya bermalam di asrama Non. Nenek Pala khawatir karena Pala tidak pulang ke rumah dan tidak meminum obatnya. Pala baru pulang pagi harinya. Neneknya memarahinya karena tidak pulang dan tidak meminum obat. Pala yang masih dalam keadaan penuh tekanan balik memberontak kepada neneknya. Pala mengunci diri di kamarnya dan membuang semua obatnya, lalu ia kabur dari rumah. Nenek yang mengetahui Pala kabur, mencarinya ke sekolah dan bertemu dengan ZomZom. Nenek menyalahkan ZomZom yang telah membuat Pala berubah.



Malam harinya ZomZom menemukan Pala sedang duduk sendiri di suatu tempat. Akhrinya keduanya berbincang serius. Pala bertanya apakah ZomZom masih mau bertemu dengannya? ZomZom menjawab ya. ZomZom mulai bertanya-tanya kepada Pala tentang kebiasaanya sebagai penderita HIV. ZomZom mulai mencoba memahami Pala dan Pala senang karena ZomZom mau menemaninya dan mau menerimanya kembali. Bahkan ZomZom berjanji akan mengingatkan Pala untuk selalu meminum obatnya. Pala menjadi termotivasi berkat ZomZom. Namun hubungan keduanya tidak begitu berjalan lancar karena nenek Pala terus memperingatkan ZomZom untuk menjauhi Pala. Namun, pada akhirnya nenek akan mencoba menerima hubungan Pala dan ZomZom karena sebenarnya melihat Pala bahagia juga merupakan hal yang penting bagi nenek.

-ZOMZOM & MALI-
ZomZom diceritakan sebagai anak yang kasar. ZomZom dan teman-temannya bahkan membentuk geng dan seringkali terlihat mengintimidasi siswi siswi lain. Salah satu siswi yang menjadi target intimidasi ZomZom dan gengnya adalah Mali. Mali adalah murid kelas 4 pindahan dari Amerika. ZomZom bersikap kasar lantaran masalah yang terjadi di keluarganya. Ayah dan Ibu ZomZom bercerai dan ternyata ayahnya adalah seorang gay. Dan alasan ZomZom dan gengnya menindas Mali adalah karena ayah Mali adalah pasangan gay dari ayahnya. ZomZom yang masih belum bisa menerima kenyataan bahwa ayahnya gay harus menerima kenyataan bahwa ayahnya membawa pasangan gaynya untuk tinggal bersama dan mereka adalah Ayah Mali dan Mali. Awalnya ZomZom membenci Mali, makanya ia dan gengnya selalu mengganggu Mali di sekolah. ZomZom juga menyuruh Mali untuk tidak mengatakan kepada siapa-siapa bahwa mereka tinggal bersama, bahwa ayah mereka adalah pasangan gay.

Berbeda dengan ZomZom yang masih belum bisa menerima keadaan ayahnya, Mali sangat mendukung pilihan hidup ayahnya. Walaupun hidupnya untuk pertama kali di Thailand tidak mudah karena perbedaan lingkungan budaya di sekolah serta karena tekanan dari ZomZom yang tidak menyukainya, Mali tetap bertahan dan perlahan-lahan ia bisa membuka hati ZomZom. Perlahan-lahan Zom-Zom akan menerima keadaan ayahnya dan keadaan di keluarganya, ia juga akan mulai menerima Mali dan menganggapnya sebagai adiknya.



Sejak mulai bisa menerima kenyataan dalam keluarganya, sikap ZomZom juga mulai berubah. Di sekolah dia dan gengnya tidak lagi sering mengintimidasi siswi lain. Perubahan sikap ZomZom semakin terlihat ketika ia mulai menyukai seseorang, dialah Pala. Sejak menyukai Pala, ZomZom sedikit berubah menjadi gadis yang lembut. Hubungan antara ZomZom dan Pala terlihat sekali kalau ZomZom yang lebih agresif. ZomZom lebih aktif menunjukkan perasaannya kepada Pala. Mungkin karena sikap Pala yang cenderung lebih diam, jadi ZomZom yang terlihat lebih banyak melakukan pergerakan.

Ujian hubungan keduanya dimulai ketika ZomZom mengetahui bahwa Pala menderita HIV. Walaupun pada awalnya ZomZom sempat bingung dan takut, namun akhirnya ia memantapkan dirinya untuk tetap menerima Pala apa adanya. Bukan itu saja, hubungan ZomZom dan Pala juga terhalang oleh Nenek Pala yang tidak menyetujui hubungan keduanya. Beberapa kali nenek meminta ZomZom untuk menjauhinya. Belakangan, nenek akan mulai membuka hati untuk hubungan ZomZom dan Pala.

Mali yang merupakan murid pindahan dari Amerika sedikit mengalami kesulitan untuk beradaptasi di sekolah. Setelah sebelumnya mendapat intimidasi dari ZomZom dan gengnya, Mali juga sulit menemukan teman. Walaupun begitu, masih ada yang mau berteman dengan Mali di kelas, merekalah Phao dan Robot.

Mali adalah anak yang polos dan lugu, wajar saja ketika ia mulai didekati oleh Sun yang ia rasakan hanyalah senang. Apalagi Sun juga begitu memerhatikannya, siapa yang tidak akan senang diperlakukan seperti itu. Sun banyak mengajaknya berkeliling Bangkok dan menunjukkan tempat-tempat yang bagus. Karena begitu polosnya, ketika Sun secara tiba-tiba mencuri cium bibirnya Mali hanya bisa terdiam. Ada perasaan senang di hatinya, namun juga ada perasaan bingung tak bisa dijelaskan.

Pada Hari Olahraga SMA Nadao, Mali mendapat pesan dari Sun. Namun, yang membuat Mali bingung adalah ada pesan yang dikirimkan oleh Mali kepada Sun sebelumnya. Isi pesan itu adalah untuk mengajak Sun melakukan hubungan seks dengannya. Mali bingung karena merasa tidak pernah mengirim itu kepada Sun. Mali yang bingung langsung memberitahu ZomZom. ZomZom yang melihat itu langsung marah. ZomZom bertanya apakah Mali pernah meninggalkan HP dan Mali mengatakan bahwa tadi ia meninggalkannya di meja. ZomZom langsung tahu bahwa ada yang sengaja melakukan itu kepada Mali dan orang yang diduga oleh ZomZom adalah First (karena First yang biasanya usil).



ZomZom mendatangi First yang sedang bersiap untuk bertanding basket dan memarahinya karena melakukan hal itu. First masih dengan bercanda menganggap bahwa itu hanya sebuah lelucon. ZomZom tambah naik darah dan semakin memaki-maki First. Sun yang mengetahui apa yang dilakukan oleh First itu mulai memandang sinis First ketika pertandingan basket akan dimulai. Dan keduanya berakhir dengan saling bermain kasar di pertandingan seperti yang gue ceritakan di bagian Non.

-PHAO & ROBOT-
Phao sebenarnya muncul sejak HTS musim pertama. Phao diceritakan sebagai adik dari Phu. Di musim pertama dan kedua, karakter Phao belum terlalu kelihatan karena belum memiliki plot cerita sendiri. Barulah di musim ketiga karakter Phao akan mengalami perkembangan dan memiliki plot cerita tersendiri. Di musim ketiga, Phao bersekolah di SMA Nadao dan berada di kelas 4. Phao sekelas dan sebangku dengan Robot, temannya sejak di SMP dan juga Mali.

Setelah Phao sekolah di SMA Nadao dia memunyai tujuan baru, yaitu untuk menjadi gitaris di See Scape. Phao diceritakan sebagai anak yang mencintai musik dan mempunyai gairah besar untuk bermusik. Setiap hari Phao selalu berlatih gitar agar bisa bergabung dengan See Scape, namun akhirnya Phao tidak bisa bergabung dengan See Scape karena kemampuan gitarnya yang masih kurang. Karena hal itu, Phao jadi berhenti bermain gitar. Phao merasa dirinya tidak berbakat untuk menjadi gitaris.



Suatu hari Mali bertanya kenapa Phao menyukai musik? Phao berkata karena ia menyukainya dan orang yang bermain gitar akan dianggap keren makanya ia belajar gitar. Mali bertanya lagi, kalau Phao menyukainya kenapa sekarang berhenti bermain gitar? Phao bilang kalau dirinya ternyata tidak berbakat dalam gitar. Mali menyemangati Phao bahwa Phao selalu terlihat senang saat bermain gitar, itu artinya Phao memang menyukai gitar dan musik, bahwa Phao tidak boleh berhenti pada apa yang ia suka itu. Akhirnya, Phao kembali bermain gitar dan terus melatih kemampuan gitarnya.

Phao dan Robot sudah berteman sejak SMP, makanya ketika Robot terlihat seperti menyukai Mali Phao langsung tahu kalau Robot sebenarnya menyukai Mali. Phao mulai membantu mendekatkan Robot dengan Mali. Itu karena sebenarnya sikap Robot terlihat lebih polos dari pada penampilannya. Robot tampak kelihatan malu-malu kalau ia sebenarnya menyimpan perasaan suka pada Mali. Karena itu Phao ikut turun tanggan membantu agar Robot dapat lebih dekat dengan Mali.



Pertemanan ketiganya memang khas anak sekolah sekali. Mungkin juga karena mereka masih kelas 4, jadi lebih terkesan polos. Kalau di musim kedua ada Pop yang menjadi oase di tengah-tengah masalah dan konflik yang terjadi, di musim ketiga ini melihat pertemanan mereka mungkin bisa menjadi oasenya. Dari pertemanan polos ketiga anak ini, sebenarnya tanpa sadar sudah terbentuk cinta segitiga. Walaupun tidak begitu dilihatkan, penonton akan merasakan perubahan perasaan Phao kepada Mali. Dari yang semula murni hanya sebagai teman yang mencoba membantu mendekatkan Robot dan Mali, perlahan akan terlihat seperti Phao mulai menyukai Mali juga. Namun, Phao tidak akan bersikap egois dengan mempertahankan perasaanya kepada Mali. Phao akan memilih untuk tetap menjaga pertemanan polos antar mereka bertiga. Karena memang plot cerita karakter Phao di musim ketiga ini bukan difokuskan pada kisah percintaanya, melainkan pada sikap dan kerja kerasnya dalam mewujudkan impiannya, yaitu menjadi pencinta musik dan gitaris.

Komentar:
Akhirnya, gue merampungkan juga kisah-kisah dari HTS musim ketiga ini setelah sekian lama  hanya menggantung di draft. Gue gak nyangka membutuhkan waktu setahun lebih dari postingan terakhir wkwk. Setelah segala macam kendala akhirnya tulisan ini selesai juga. Gue menulis cerita ini berawal dari rasa nostalgia yang muncul ketika gue menonton ulang HTS full series. Hanya untuk mengenang kisah-kisah mereka aja akhirnya gue memutuskan untuk menulis ini. Walaupun gak tau apa ada manfaat atau gak dengan gue menulis ini. Ya ,semoga aja ada hehe.
Sumber gambar:
Poster HTS musim ketiga: https://in.pinterest.com/
Potongan adegan: http://kamaljelekk.blogspot.com/  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar