Heyho!!! Lama kali tak bersua dengan blog jelekk ini. Efek malas menulis dan sok sibuk dengan kegiatan pasca sarjana eheee. *pledoi*
Tanpa berlama-lama, kali ini gue mau cerita perkara hidup gue yang beberapa hari ini lagi kedatangan "tamu"
ketidakberuntungan bertubi-tubi. Ini mereka kompak sekali datang kepada gue dalam berbagai macam cara dan juga bentuk. Silakan nanti saja tertawanya. Mari kita lihat satu per satu dulu.
Kemarin lusa, gue mendapati bahwa uang bulanan gue sudah sangat limit. Di dompet gue hanya tersisa satu lembar uang 50 ribu. Saldo ATM? Terakhir gue cek hanya tersisa 113 ribu :') Belakangan gue baru ingat kalau hari Sabtunya adalah hari bayaran wifi. Mampus dah!
Begini dan begitu ceritanya, di hari Sabtu (kemarin) uang di dompet gue tersisa satu lembar lima ribu dan 10 ribu. Saldo ATM gue tarik 50 ribu buat bayar wifi kosan. Jadilah mulai hari itu gue harus bertahan dengan sisa uang 15 ribu yang ada di dompet gue itu. :')
Kenapa gue gak buruan minta orang tua buat transfer uang? Ini nih salah satu masalah gue. Gue selalu merasa bersalah setiap kali mau minta uang ke orang tua. Padahal dalam kenyataan gue memang masih membutuhkan bantuan dana dari orang tua. Rasanya gak enak sekali untuk bilang ke orang tua buat kirim atau transfer uang ke gue. Makanya gue selalu berusaha untuk gak minta lebih dulu ke orang tua. Gue lebih pilih nunggu orang tua gue yang ngabari sendiri kalau mereka sudah transfer ke gue.
Macam gitu juga kondisi gue kemarin. Dengan sisa uang 15 ribu di dompet gue berusaha untuk tetap gak minta ke orang tua. Gue mikir gimana pun caranya gue harus bisa bertahan hidup beberapa hari ke depan dengan uang yang gue punya sampai orang tua gue ngabari kalau mereka sudah transfer ke gue.
Hari sabtu gue kuliah dari pagi sampai sore. Pagi sebelum berangkat, gue nyiapin kotak makan dan gue isi biskuit yang ada di kosan untuk bekal gue kuliah. Ini salah satu cara gue bertahan wkwk. Perut lapar efek kuliah gue ganjel dengan biskuit yang gue bawa tadi ketika jam makan siang. Sepulang kuliah sore harinya, gue memutuskan masak nasi untuk menu makan malam nanti. Akhirnya, malam gue makan nasi putih yang gue masak tadi dengan kecap manis sebagai temannya. Hari itu gue berhasil bertahan tanpa menyentuh sedikit pun isi dompet gue hehehe.
Ohiya, ada yang lupa. Kemarin juga, air galon di kosan gue kebetulan habis. Karena gue gak punya cukup uang buat beli galon, gue memutuskan untuk masak air aja. Sudah mengisi penuh panci dengan air dan meletakkannya di kompor ternyata gasnya habis. Oke~~ gue cuma bisa hela nafas panjang, ketidakberuntungan gue satu per satu mulai datang. :'))))
Tekad gue untuk bertahan hidup selama beberapa hari dengan 15 ribu sirna ketika malamnya gue dapat telepon dari paman yang ngabari kalau adik sepupu gue (anaknya paman) yang sekolah di Solo kemarin sakit. Sudah bisa dipastikan maksud beliau nelepon gue adalah untuk mengutus gue ke Solo melihat keadaan adik sepupu gue itu. Tentu saja gue gak bisa menolak, pun gue juga gak bisa bilang ke paman gue kalau gue gak punya uang buat ke Solo "nengokin anakmu". :') Mau gak mau akhirnya gue pun meminta kepada orang tua, tapi sampai dengan tadi ketika gue sudah mau berangkat ke Solo belum juga ada kabar dari orang tua apakah sudah transfer gue atau belum. Akhirnya gue memberanikan diri untuk pinjam ke teman kosan buat ongkos gue berangkat ke Solo. Sungguh sebuah perjuangan, demi anak orang. :')
Jam setengah sebelas siang gue berangkat dari kosan naik motor ke stasiun, berharap bisa mengejar kereta jam 12.30. Belum ada lima menit jalan dari kosan, gue merasa ada yang aneh dari motor gue. Benar aja, ternyata ban belakang motor gue bocor. -_- Dengan ban terseok-seok gue bawa motor ke bengkel terdekat. Lima belas menit, 30 menit gue nunggu antre di bengkel, akhirnya giliran motor gue diperiksa. Bapak bengkel bilang, "Wah kena paku nih, Mbak.", sambil ngasih lihat pakunya. Gue cuma bisa melongo kaget aja. Belum sempet kelar kagetnya, bapak bengkel bilang lagi kalau ternyata lubang bocornya lebih dari satu. Begitu gue lihat, benar aja lubang bocornya ada banyak semacam abis ditusuk berkali-kali gitu. Gue gak abis pikir gimana bisa sampe begitu bocornya. Si bapak nyaranin buat ganti ban dalam karena sudah gak bisa lagi kalau mau ditambal. Mau gak mau gue pun mengiyakan. Dan gue harus mengeluarkan uang 40 ribu untuk ongkos ganti ban itu. Uang di tangan hasil pinjaman dari teman kos gue pun tinggal 60 ribu. Baiklah, gue masih harus sampai ke Solo dengan uang segitu.
Kelar urusan di bengkel, akhirnya gue sampai di stasiun. Waktu itu pas sekali jam 12 siang. Gue mulai khawatir gak kebagian tiket kereta jam 12.30. Sampai di loket tiket, bener aja gue kehabisan tiket jam 12.30 itu. Bahkan tiket jam setelahnya pun sudah habis, hanya ada tiket untuk jam 16.00. Gue langsung mikir, kalau gue tetap ambil tiket jam 16.00 takut gak akan kebagian tiket pulang ke Jogja lagi dari Solo nanti. Akhirnya gue tanya ke petugas loket untuk kereta ke Solo selain Prameks (kereta yang tiketnya sudah habis itu) dan petugas jawab, "Ada, berangkat lima menit lagi dengan harga 30 ribu.". Dengan berat hati, akhirnya gue memilih untuk membeli tiket 30 ribu itu. Fyi aja, tiket Prameks Jogja-Solo itu cuma delapan ribu. Harusnya gue bisa hemat 22 ribu kalau bisa dapat tiket Prameks. Tapi, yasudahlah :')
Sampai di Solo, gue ketemu dengan adik sepupu gue. Alhamdulillah sudah tidak kenapa-kenapa. Gue juga lega lihatnya. Kelar urusan dengan adik gue, akhirnya gue pamit pulang dan berangkat menuju stasiun lagi. Dan ketidakberuntungan pun belum juga mau berhenti. :')
Sampai di stasiun gue langsung ke loket berniat membeli tiket Prameks di jam terdekat. Ternyata hasilnya nihil. Semua tiket Prameks jam terdekat sudah habis bis bis. Petugas bilang, "Untuk jam yang sore (18.10) baru bisa dilihat/dipesan jam 15.10.". Oke gue pun menunggu di stasiun sampai jam 15.10, berharap masih kebagian tiket Prameks. Jam 15.10 gue datang lagi ke loket dan masih mendapatkan jawaban sama. Tiket Prameks sampai jam terakhir sudah habis bis bis. Belum patah semangat, gue tanya ke petugas untuk kereta lain selain Prameks yang ke Jogja. "Ada, kereta Jaka Tingkir dengan harga 40 ribu bisa dipesan nanti jam 16.00", kata petugas. Gue cuma bisa hela nafas. Hhhhhhhhh~~
Jam 16.00 akhirnya gue kembali ke loket (lagi) untuk membeli tiket kereta 40 ribu itu. Kok duit gue cukup? Bukannya harusnya tinggal 30 ribu setelah kepakai buat ganti ban dan tiket 30 ribu Jogja-Solo? Belakangan gue baru dapat kabar kalau orang tua sudah transfer ke gue. Jadinya sebelum sampai ke stasiun, gue mampir ke ATM untuk ambil uang buat jaga-jaga.
Kembali ke loket. Ketika gue lagi pesan tiketnya petugas bilang, "Satu tiket KA Jaka Tingkir, tujuan Lempuyangan, harga 40 ribu.". Gue kaget, "Lah turunnya di Lempuyangan?". Mas petugas, "Iya, kalau kereta ekonomi turunnya hanya di Lempuyangan.". Dalam hati gue, "Bagus sekali! Motor gue di Stasiun Tugu, gue turunnya di Stasiun Lempuyangan." :)))
Gue cuma bisa senyum-senyum kecut mendapati betapa lucunya hidup gue beberapa hari kemarin. Khususnya hari ini, ketidakberuntungan tetap setia bersama gue sampai matahari sudah tidak terlihat lagi. :')))
Hikmah yang gue dapat hari ini, gue bisa merasakan naik kereta Solo Ekspres seharga 30 ribu yang keretanya nyaman kali. Memang pantas dengan harga segitu sih kalau dipikir-pikir. Ini gue kasih foto-foto ketika gue naik Solo Ekspres tadi.
![]() |
Kursinya empuk, nyaman kali untuk duduk dan tertidur wkwkwk btw gerbong kereta ini pun pencahayaannya sempurna, terang kali pokoknya |
![]() |
Ada stop kontak buat yang mau charge HP, Laptop dkk. |
![]() |
Ada tirai yang bisa naik turun dengan cara kita tarik, itu tapi di foto gak kelihatan ya tirainya maafkan hehe |
Komentar:
Percaya gak percaya, ada hari-hari di mana ketidakberuntungan datang berbarengan kepadamu. Yang perlu diingat, kadang ketidakberuntungan tidak mau berhenti kalau tidak ganti hari. Kasih senyum saja!! :)))))
Tidak ada komentar:
Posting Komentar