Selasa, 29 Mei 2018

Cerita di Balik Judul Skripsi

Hai Hai Hai!!!!

Setelah puasa nulis di sini selama dua bulan, akhirnya ini menjadi postingan pertama gue setelah semi resmi menyandang gelar S.H. Yeay!!!!!! Kasih selamat dong ke gue hahaha.

Well, Setelah perjalanan panjang bertarung dengan skripsi akhirnya tanggal 8 Mei kemarin, gue sudah resmi menyelesaikan perkuliahan gue sebagai Mahasiswi Fakultas Hukum. Setelah melalui lika-liku yang cukup pelik dalam mengerjakan skripsi, akhirnya skripsi gue disidangkan juga pada hari itu. Rasanya salah satu beban hidup gue terangkat. Gue gak bohong, yakin pasti semua mahasiswa yang juga lagi berjuang dengan skripsi pasti tahu gimana rasanya ketika sudah melewati tahap satu ini.

Oke, di postingan terakhir gue sebelumnya, gue sedikit membahas tentang perjalanan gue mengerjakan skripsi. Gue yang waktu itu sudah sedikit pesimis kalau skripsi ini bakal kelar di semester ini, akhirnya dapat jackpot dari Allah. Allah memang Maha Pemurah, skripsi gue akhirnya bisa kelar dan bisa gue daftarkan untuk disidang di detik-detik akhir pendaftaran sidang ditutup. Allah bermurah banget sama gue masih memberi rezeki yang sangat berharga ini. Alhamdulillah...

Kembali ke topik yang akan gue bahas di postingan kali ini. Sesuai dengan judulnya, kali ini gue mau bahas seputar cerita di balik judul skripsi yang gue ambil. Hehehe, penting gak penting ya? Bodo amat dah! Check this out!


Jadi, salah satu variabel dalam judul skripsi gue adalah Jaminan Fidusia. Gue gak akan jelasin apa itu Jaminan Fidusia, nanti gue malah macam ngasih kuliah satu sks di postingan ini. Di sini gue akan jelasin bagaimana awal mula dan alasan kenapa gue akhirnya ambil variabel ini untuk judul skripsi gue. Wkwkwkwk, gue selalu pengin ketawa kalau ingat-ingat alasannya. Sabar-sabar, ntar gue kasih tahu. :D


Kembali lagi ke Jaminan Fidusia. Gue pertama kali dengar kata Fidusia dulu sekitar tahun terakhir gue di SMA atau semester awal kuliah, gue agak lupa pastinya kapan. Waktu itu, gue menemukan secarik kertas di kamar orang tua gue di mana salah satu tulisan yang ada di kertas itu terselip kata "Fidusia". Pertama kali membacanya, gue merasa asing sekali dengan kata ini, jujur itu kali pertama gue tahu kata Fidusia, tentu saja gue juga gak tahu apa itu artinya. Tapi biarpun gue waktu itu sama sekali gak tahu apa arti kata itu, gue merasa kalau kata itu unik. Rasanya seperti ada kedekatan tersendiri antara kata itu dengan gue. Aneh ya? Hahaha gue juga bingung bagaimana jelasinnya.

Bertahun setelahnya waktu gue kuliah semester empat di fakultas hukum, gue gak sangka bakal dengar lagi kata "fidusia" ini. Waktu itu gue ambil mata kuliah Hukum Jaminan dan Fidusia jadi salah satu pokok materinya. Bisa mendengar kata "Fidusia" lagi rasanya senang sekali. Awalnya gak tahu kenapa, tapi akhirnya gue menemukan alasannya.

Waktu itu bahkan sampai sekarang, gue meyakini kalau kata "Fidusia" ini kenapa bisa gue anggap unik adalah karena dia punya kemiripan dengan nama belakang gue. Fyi aja, nama belakang gue Firdausi. "Fidusia" dan "Firdausi" kedengaran mirip kan? Makanya kenapa menurut gue kata "Fidusia" ini akhirnya punya kesan tersendiri bagi gue sampai akhirnya bisa gue ambil untuk jadi variabel dalam judul skripsi gue. Mohon maaf aja kalau kedengarannya terlalu maksa ya. :))

Mau ketawa dulu? Oke silakan. Hahahahaha,  gue tahu mungkin ini adalah alasan paling absurd yang pernah dipakai untuk jelasin alasan seseorang menentukan variabel judul skripsinya. Mungkin banyak yang mikir gue aneh. Oke silakan, tapi ya bagaimana ya? Yang jadi dasar alasan dari pribadi gue sendiri ya memang itu.

Alih-alih supaya gak dibilang terlalu aneh, akhirnya gue menambahkan alasan lain kenapa gue mengambil Fidusia sebagai salah satu variabel judul skripsi gue. Alasan lain apa? Jadi waktu gue belajar soal Jaminan Fidusia di mata kuliah Hukum Jaminan di semester empat dulu, kata-kata yang paling gue ingat dari dosen gue waktu itu bahkan sampai sekarang soal Jaminan Fidusia adalah bahwa semua Jaminan Fidusia itu wajib untuk didaftarkan. Kata "wajib" yang diucapkan dosen gue waktu itu secara ajaib menyihir pikiran gue. Sejak saat itu gue jadi berpikir, "Yakin kewajiban itu benar dilakukan?" "Kalau ingat gue ini hidup di Indonesia, rasanya kemungkinan untuk kewajiban itu benar-benar dilakukan sedikit sekali deh." "Apa ya iya semuanya didaftarkan?" Pikiran-pikiran itu akhirnya melekat di ingatan setiap kali gue dengar kata Fidusia.

Sampai akhirnya ketika gue ambil mata kuliah Metode Penelitian di semester enam, ketika ada tugas menentukan tema dan judul skripsi yang akan diambil spontan gue langsung terpikir untuk mengambil Fidusia sebagai salah satu variabel judul skripsi gue. Berbekal alasan-alasan yang sudah gue sebut sebelumnya dan juga riset kecil-kecilan soal Fidusia, akhinya gue memantapkan diri untuk mengangkat Fidusia sebagai salah satu variabel dalam judul skripsi gue.

Tiga tahun delapan bulan gue :')


Komentar:
"Percayalah bahwa hal kecil sekali pun bisa membantu mengubah sesuatu dalam hidupmu."
Gue gak sangka kebijakan gue kali ini dipersembahkan oleh Fidusia yang mirip dengan Firdausi, nama belakang gue hahahaha. Masih anggap alasan gue aneh, absurd? Monggo, hak kalian kok. :)) Semoga aja dari ratusan kata penting gak penting yang gue tulis di sini ada sedikit faedahnya buat yang baca. Kalau gak ada yang baca? Ya sudah, biar buat gue sendiri aja faedahnya wkwkwk.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar