Sabtu, 24 Maret 2018

Cerita Pulang 2018

Selamat 2018!

Oke gue tau ini bisa dibilang sangat terlambat untuk ngucapin selamat 2018, tapi berhubung ini postingan pertama gue di tahun 2018 jadi harap dimaklumi ya. :))

Tahun ini, tahun 2018, gue resmi menyandang gelar sebagai Mahasiswi Tingkat Akhir. Gak ada yang perlu dibanggakan dengan gelar yang lagi gue sandang ini. Malahan ini lebih seperti beban yang lagi nempel di pundak gue. Kenapa?
Ya mikir aja, gue kudu cepet-cepet kelar kuliah kalau gak mau terus menyandang gelar Mahasiswi Tingkat Akhir. Kenapa gak mau lama-lama menyandang gelar Mahasiswi Tingkat Akhir? Ya mikir aja! Gue empat tahun kuliah jurusan hukum, gelar yang kudu gue sandang ya Kamalia Firdausi, S.H. dong! Masa Kamalia Firdausi, M.T.A. Amit-amit Ya Allah..

Tahun 2018 gue masuk semester delapan. Semester yang kata orang gak bakal terasa karena waktu akan berlalu begitu cepat. Awalnya gue gak percaya, tapi setelah gue mengalami sendiri ternyata memang benar. Waktu berlalu begitu cepat di semester delapan. Bahkan sangat cepat. Rasanya baru kemarin gue dengan penuh percaya diri siap menaklukkan skripsi di semester delapan. Sekarang semester delapan sudah tinggal setengah jalan, skripsi gue.... Ah sudahlah, lupakan skripsi gue. Biarkan Tuhan dan gue yang tau. :')

Kembali ke tahun 2018. Pertengahan Januari lalu akhirnya gue pulang ke rumah setelah enam bulan gak pulang. Gue sengaja merencanakan pulang ke rumah untuk satu bulan sebagai hadiah libur untuk merayakan gue yang resmi bebas teori sekaligus untuk mempersiapkan diri sebelum bertempur dengan skripsi di semester delapan. Pokoknya gue mendedikasikan libur sebulan gue ini untuk menyenangkan dan memuaskan diri gue tanpa dibayang-bayangi dengan proposal, skripsi dan tetek bengek urusan semester delapan lainnya.

Libur gue sebulan ini juga jadi libur gue setelah genap setengah tahun gak pulang ke rumah. Ini pertama kalinya gue gak pulang ke rumah dalam waktu yang paling lama. Mungkin agak lebay ya karena gue tau pasti ada anak rantau lain yang bisa gak pulang ke rumahnya sampai setahun bahkan lebih. Tapi bagi gue pribadi, standar gue sebagai anak rantau, gak pulang ke rumah setengah tahun adalah hal yang sangat luar biasa. Ini lumayan berat, gue harus beberapa kali mengalami homesick dalam kurun waktu setengah tahun itu. Tapi ya balik lagi, itu cuma standar yang gue tetapkan sebagai anak rantau. Kalau standar kalian sebagai anak rantau gak pulang ke rumah sampai lima tahun, ya silakan gue gak bakal banyak omong.

Oke, kembali ke liburan sebulan gue di rumah. Liburan bagi gue pribadi gak melulu soal lu pergi kemana, ke tempat wisata apa, atau travelling dari satu tempat ke tempat lain. Menghabiskan waktu di rumah, kumpul bareng keluarga sudah cukup untuk gue sebut sebagai liburan. Itulah kenapa setiap gue pulang ke rumah pun, gue lebih suka menghabiskan waktu di rumah daripada di luar. Tapi ya bukan berarti setiap lagi libur gue gak pernah ke luar rumah. Hello, gue juga Zoon Politicon kali! Gue juga manusia yang bersosialisasi. Momen-momen saat gue lagi pulang ke rumah ini biasanya gue pakai untuk kumpul-kumpul lagi dengan teman-teman gue semasa sekolah. Karena kapan lagi bisa kumpul dengan mereka kalau gak waktu gue libur. That's why!

Pulang ke rumah kali ini pastinya juga gue gunakan untuk ketemu dan kumpul bareng teman-teman sekolah gue. Sebenarnya ini sudah jadi rutinitas setiap kali gue pulang ke rumah. Bukannya sombong atau riya ya hehe, gue selalu punya teman-teman yang menunggu kepulangan gue untuk sekedar ketemu dan kumpul bareng. Mereka semua adalah teman-teman gue dari SMP dan SMA.

Gue akan mulai dari teman-teman gue semasa SMP. Waktu SMP, gue dipertemukan dengan empat anak beranjak remaja ini dalam satu kelas yang sama ketika kami sama-sama di kelas tujuh. Sebenarnya dulu ada tujuh anak beranjak remaja, tapi seiring waktu cuma tersisa empat anak yang sampai saat ini masih berhubungan baik dengan gue. Soal kenapa dan bagaimananya gue gak akan menjelaskan. Cukup Tuhan dan kami yang tau wkwkwk. Mereka semua adalah teman-teman yang akrab dengan gue. Bukan berarti gue gak akrab dengan teman selain mereka, tapi gue lebih sering menghabiskan waktu bersama mereka.

Gue gak pernah membayangkan kalau gue bersama mereka akan bertahan sampai 10 tahun seperti sekarang ini. Sepuluh tahun menjalin persahabatan bersama mereka jadi anugerah tersendiri bagi gue. Bisa dibilang gue tumbuh bersama mereka. Gue kenal mereka dari umur gue yang masih belum tau apa itu menstruasi sampai sekarang soal kira-kira siapa duluan di antara kami yang akan nikah sering jadi bahasan ketika kumpul bareng. Ada orang-orang yang selalu berbagi suka duka dan selalu menunggu kepulangan gue dari rantau selain keluarga adalah sukanya gue bisa punya mereka semua.

Selain teman-teman SMP, gue juga punya tiga sekawan yang gue kenal sewaktu SMA yang sampai saat ini untungnya masih bersedia berteman dengan gue hehehe. Seperti halnya waktu SMP, gue juga dipertemukan dengan tiga sekawan ini ketika gue kelas sepuluh, ya kami satu kelas. Mereka bertiga bisa jadi orang-orang yang tau gue luar dan dalam. Begitu pun gue, mungkin gue salah satu orang yang tau luar dalamnya mereka. Kenapa begitu? Kami pernah menjadi room mate selama sebulan ketika kami belajar Bahasa Inggris di Pare tahun 2012 lalu. Selama kurun waktu itu sangat cukup bagi kami untuk tau bagaimana luar dan dalam masing-masing wkwkwk. Kebersamaan selama sebulan di Pare itu juga yang mungkin sama-sama jadi kenangan paling gak terlupa bagi kami. Mengingat-ingat kenangan sebulan di Pare sudah biasa jadi bahasan kami setiap kumpul bersama. Entah sih, gak bosan aja mengenang itu bersama mereka.

Kalau ada yang bertanya-tanya kenapa dari tadi gak disebutkan nama-nama mereka dan bahkan gak ada fotonya. Sabar. Ini baru mau gue kasih lihat fotonya.

Bangga sedikit bisa bertahan sama mereka sampai 10 tahun hehe. Dari kiri ke kanan ya.
Zapik, Gue, Emar, Enur, Uni.

Tau badan kami lebar semua. No comment!
Dari kiri ke kanan.
Tante, To'eng, Mbak Gega, Gue.

Waktu pulang ke rumah kemarin, sebenarnya gue gak hanya ketemu dengan mereka. Gue juga ketemu dengan teman-teman SMA gue yang lain. Mereka memang gak seakrab tiga sekawan, tapi gue cukup kenal baik dengan mereka. Bahkan salah satunya pernah sudah berbaik hati jadi host ketika gue main ke Malang tahun 2016 lalu hehe.

Dari kiri ke kanan.
Mariska, Gue, Rahma, Presti.

Presti, host gue selama di Malang wkwk.
Kalau ada yang tanya kenapa gak cerita satu-satu soal mereka. Jawabannya karena postingan ini bakal terlalu panjang kalau gue ceritakan mereka semua. Ya mikir aja! Sepuluh tahun ditambah tujuh tahun kisah gue sama mereka, mau sepanjang apa kalau gue ceritakan? Biar Tuhan dan kami saja yang tau. :)



Komentar:
Maaf ya kalau ada foto yang blur, fotonya gue dapet dari teman-teman gue via whatsapp. Gak ada yang gue ambil dari hp sendiri, biasa hp yang gak seberapa kameranya, gak pernah dipilih buat mengabadikan momen kumpul bareng wkwk. Juga kepada teman-teman yang ada di foto-foto itu, gue minta maaf memasukkan wajah kalian ke blog yang gak ada apa-apanya ini. Kalau ada yang keberatan, silakan hubungi gue ya biar nanti gue hapus blognya. Eh jangan ding! Biar gue hapus fotonya maksudnya hahaha.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar